Rabu 27 Jul 2022 16:41 WIB

Politikus Golkar Sebut JK Dukung Airlangga di Pilpres 2024

Dukungan terhadap Airlangga Hartarto di Pilpres 2024 disebut terus mengalir.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto
Foto: istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Lamhot Sinaga menegaskan, dukungan terhadap Airlangga Hartarto untuk maju di Pilpres 2024 terus mengalir. Salah satunya dari Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla.

"Berita baiknya hari ini, Pak JK sudah sangat terang benderang mendukung Pak Airlangga sebagai capres. confirm 1.000 persen," kata Lamhot, Selasa, 26 Juli 2022.

Baca Juga

Tak hanya JK, Lamhot juga mengklaim dukungan juga diberikan Presiden Jokowi kepada Airlangga. Buktinya adalah Airlangga dipercaya sebagai  Ketua Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai sinyal positif.

"Nah bagi kita penugusan itu tentunya adalah sebagai penguatan terhadap proses Pak Airlangga sebagai calon presiden," kata Lamhot.

Namun demikian, Lamhot belum mau sesumbar calon wakil presiden yang akan didukung mendampingi Airlangga Hartarto. Kata dia, kriteria cawapres masih digodok bersama.

"Syarat atau kriteria akan dirumuskaan dengan anggota KIB lainnya. sampai saat ini belum dirumuskan bagaimana kriterianya, tapi dari Partai Golkar sudah juga sudah seleksi dari tingkat bawah," kata Lamhot.

Sementara itu, pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan setuju partai mengutamakan kadernya untuk Capres, bahkan menurutnya Cawapres pun idealnya kader partai, karena Parpol jangan hanya dijadikan alat menjual tiket. 

" Tiket itu jangan dijual ke yang lain, dipakai untuk kader, dipakai oleh orang yang berkontribusi di partai dan sudah berkarya. Mestinya begitu idealnya. Tapi pada prakteknya tidak begitu, padahal tatanan idealnya, karcis itu jangan dijual ke yang lain," ujar Pangi.

" Jangan sampai kemudian orang partai itu dianggap nggak mampu dan nggak bisa diandalkan. Jangan sampai orang mudah sekali, tidak masuk partai, nggak besarin partai, nggak usah berkontribusi di partai tiba-tiba dijadikan capres," imbuhnya

Hal itu menurut Pangi akan melukai dan mengganggu semangat kaderisasi dari bawah. Sehingga selama ini terkesan seolah partai itu bisa dibeli, transaksional dan pragmatis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement