REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, menanggapi soal hasil survei PDIP yang terpotret selalu tinggi di sejumlah lembaga survei. Megawati menegaskan, hasil survei bukanlah pegangan utama.
"Saya selalu menanyakan apa kehendak kalian untuk masuk dalam PDIP, apa satu karena tahu PDIP kalau dilihat dari survei, tapi saya selalu mengatakan jangan selalu lihat survei, survei boleh dilihat, jangan dijadikan pegangan karena yang bergerak itu bukan survei tapi adalah kita sendiri," kata Megawati dalam pidatonya di Pembukaan Rakernas PDIP, di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Dirinya juga mengingatkan kadernya untuk tidak terbuai dengan hasil survei tersebut. Ia pun mempersilakan kadernya untuk mundur dari PDIP jika ada yang tidak setuju.
"Saya katakan apakah karena melihat PDIP sekarang dalam surveinya selalu paling tinggi, lalu mereka berpikir saya masuk PDIP karena saya bisa rasakan nantinya ada zona nyaman di PDIP, maka saya akan selalu mengatakan orang itu mundur dari PDIP, tidak ada gunanya," ungkapnya.
"Jadi kalau ada yang tidak setuju silakan mundur," imbuhnya.
Elektabilitas PDIP kerap berada di posisi teratas dalam sejumlah survei. Terakhir dalam survei SMRC, sebanyak 23,7 persen responden memilih PDIP.
Disusul Partai Gerindra dengan suara sebesar 9,2 persen, Golkar 8,3 persen, PKB 6,2 persen, Demokrat 5,7 persen, PKS 2,5 persen, Nasdem 2 persen, dan partai lainnya di bawah 2 persen. Sementara itu, ada 35,6 persen responden yang memilih untuk tidak menjawab.
PDIP menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) II pada 21-23 Juni 2022. Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan rakernas merupakan agenda strategis dalam rangka memenangkan pemilu 2024 mendatang.
"Yang lebih dipersiapkan (dalam rakernas) adalah agenda strategis dalam rangka memenangkan pemilu tahun 2024 tetapi juga sekaligus bagaimana PDI perjuangan dalam upaya Pemilu tersebut mampu menjawab berbagai persoalan rakyat dan mengedepankan sinergi tiga pilar yang turun ke bawah," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Senin (20/6).
Hasto mengatakan, tema yang diangkat dalam rakernas kali ini adalah 'Desa Kuat, Indonesia Maju dan Berdaulat. Selain soal penguatan desa, hal strategis lainnya yang juga akan dibahas yaitu konsepsi dasar, visi misi yang akan dibawa oleh calon presiden dan calon wakil presiden yang akan datang.
"Sehingga ketika Ibu Megawati Soekarnoputri pada momentum yang tepat mengambil keputusan terkait dengan capres dan cawapres dari PDI perjuangan maka seluruh konsolidasi partai pergerakan akar rumput partai dan juga konsepsi tentang tata pemerintahan ke depan itu sudah diselesaikan oleh PDI Perjuangan," ujarnya.
Dalam rakernas tersebut, ia mengatakan PDIP belum akan membicarakan soal koalisi. Hasto menuturkan skala prioritas saat ini bagi PDI Perjuangan adalah bekerja ke bawah, membantu pemerintahan Pak Jokowi dan Kyai Haji Ma'ruf Amin agar dapat mencetak legasi sebaik-baiknya bagi masa depan.
"Sehingga transisi kepemimpinan pada tahun 2024 akan dilaksanakan dalam situasi yang diwarnai oleh keberhasilan, sehingga pemerintah yang akan datang akan mencapai landasan kemajuan yang jauh lebih hebat kembali. inilah yang dilakukan oleh PDI Perjuangan," tuturnya.
Hasto menambahkan koalisi kerja sama partai politik akan dilakukan pada suatu momentum yang tepat. PDIP juga terus melakukan komunikasi politik.
"Kami terus membangun komunikasi dengan para ketua umum partai sehingga kesamaan terhadap platform dan kerjasama dalam rangka Pilpres itu ujung-ujungnya kan pada penetapan calon. Dan itulah nanti kita lihat momentum yang tepat," ungkapnya.