REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) akan menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) pada 26 Agustus mendatang. Salah satu agendanya adalah mengumumkan enam nama kader potensial yang cocok untuk menjadi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Sebelum itu, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN di tingkat kabupaten/kota akan mengusulkan 10 nama potensial untuk menjadi capres atau cawapres KIB. Setelah itu, 10 nama tersebut diberikan kepada pengurus tingkat DPW untuk dikerucutkan menjadi delapan nama yang kemudian akan diserahkan kepada DPP PAN.
"Di perhelatan Rakernas, DPP PAN akan mengerucutnya kembali nama-nama yang diusulkan, setiap DPW menjadi enam nama yang terdiri atas capres dan cawapres," ujar Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno di Kantor DPP PAN, Jakarta, Selasa (14/6/2022).
Ia mengatakan, enam nama tersebut merupakan usulan PAN yang kemudian akan disodorkan kepada dua partai lain yang ada di KIB, yakni Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Nantinya, ketiga partai akan berkomunikasi terkait nama yang akan diusung untuk Pilpres 2024.
"Ini tadi saya sudah juga sempat menyampaikan kepada teman-teman yang ada di depan dalam rangka penguatan penguatan iklim demokrasi kita. Kita tentu ingin membawa sebuah iklim demokrasi baru paling tidak di dalam Partai Amanat Nasional," ujar Eddy.
Ketua DPP PAN, Bima Arya Sugiarto mengatakan bahwa pihaknya memiliki sejumlah kriteria dalam menyaring enam nama untuk menjadi capres atau cawapres. Kriteria paling utama adalah sosok yang nasionalis dan religius, karena mengawal Indonesia membutuhkan moral agama dalam memimpinnya.
Kriteria kedua, enam nama yang dipilih telah memiliki rekam jejak yang baik dalam hal kepemimpinan. Baik lewat legislatif, seperti anggota DPR atau DPRD. Ataupun eksekutif, seperti kader yang pernah menjabat sebagai kepala daerah.
"Ketiga, ini kita berbicara presiden yang mungkin akan memimpin bangsa ini tidak hanya lima tahun, ini kita berbicara presiden yang akan menghantarkan bangsa ini memasuki babak baru di mana regenerasi akan terus berjalan. Karena itu calon presiden dari Partai Amanat Nasional yang akan diusulkan di koalisi haruslah yang berpihak pada kelanjutan generasi, visioner," ujar Bima.
Selanjutnya, capres atau cawapres dari PAN haruslah mempunyai semangat inovasi, kolaborasi, dan terampil. Sosok yang dapat terus melakukan perubahan sebagai seorang inovator dan kolaborator.
"Terakhir, kita ingin sekali agar capres kita ini juga kuat tidak saja secara global, tapi juga lokal. Memiliki perspektif Nusantara, semangat untuk memajukan kebudayaan lokal, produk lokal, kemajuan ekonomi dengan berbasiskan kebudayaan," ujar Wali Kota Bogor itu.