REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Israel secaa nyata dan terang benderang melanggar kedaulatan Qatar dengan menggelar serangan militer ke ibu kota Doha. Israel mengeklaim serangan itu menyasar tim negosiator Hamas di luar negeri.
Pelanggaran kedaulatan yang dilakukan Israel terhadap negara lain bukanlah hal baru. Israel dengan berani menyerang Iran dan menghabisi pemimpin politik Hamas Ismail Haniyah pada pertengahan 2024 lalu.
Serangan yang membuat Iran melancarkan serangan rudal ke Israel pada 1 Oktober 2024. Ada setidaknya 200 misil yang diluncurkan dalam operasi yang diberi nama 'Operation True Promise II' itu.
Lantas apakah Qatar akan mengikuti jejak Iran untuk menyerang Israel?
Dari pernyataan perdana Menteri Qatar, Doha sepertinya lebih memilih jalur hukum dibandingkan cara seperti Iran. Bukan tanpa alasan, mengingat kekuatan militer Qatar tidaklah seperti Iran atau Israel.
Perdana Mentei Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani mengecam serangan Israel dengan kata-kata pedas. Ia menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai seorang 'narsis' dan serangan Israel tersebut sangat berbahaya.
"Serangan dan penargetan ini tidak hanya melampaui hukum internasional tetapi juga standar moral," kata Al-Thani.
"Kita berbicara tentang negara yang bermediasi yang menyelenggarakan mediasi resmi yang dihadiri oleh delegasi dari negara sama. Standar moral apa yang dapat diterima untuk hal ini?"
View this post on Instagram