REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyalurkan 4,7 ton ikan untuk warga Batam, Kepulauan Riau sebagai upaya mendorong penurunan angka kekerdilan di daerah setempat. Ikan yang dibagikan kepada masyarakat merupakan hasil pengawasan yang dilakukan pihaknya terhadap aktivitas importasi perikanan.
"Jumlahnya sekitar 4,7 ton ikan makarel dan bawal mas, hari ini semua kita serahkan kepada masyarakat," kata Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Laksamana Muda TNI Adin Nurawaluddin di Batam, Sabtu (11/6).
Dalam pengawasan yang dilakukan, KKP menemukan kegiatan importasi perikanan yang tidak sesuai dengan aturan dan mekanisme yang ada. Karena itu, pihaknya melakukan penyitaan. "Dari jumlah tersebut sebanyak 1 ton diberikan kepada TNI Angkatan Laut untuk diserahkan kepada masyarakat di kampung binaan di wilayah Kota Batam. Sedangkan sisanya sekitar 3,7 ton diserahkan kepada Pemkot Batam untuk juga disalurkan kepada masyarakat yang kurang mampu," ujar Adin.
Wali Kota Batam, Muhammad Rudi mengatakan, bantuan ikan yang diberikan KKP itu merupakan hal yang sejalan dengan program Pemkot Batam dalam menurunkan angka kekerdilan. "Salah satu penyebab terjadinya stunting pada anak adalah kekurangan gizi. Karena itu kami sangat menyambut baik bantuan ini," kata Rudi.
Menurut Rudi, ikan memiliki banyak nutrisi, sehingga jika banyak dikonsumsi masyarakat, khususnya ibu-ibu hamil akan dapat menambah pemberian gizi bagi ibu dan anak yang akan dilahirkan. Bantuan tersebut langsung disalurkan Pemkot Batam di Kecamatan Nongsa dan Kecamatan Batam Kota.
"Bantuan ikan itu tentunya sangat bermanfaat dan akan kami salurkan kepada masyarakat yang mohon maaf mungkin ekonominya kelas menengah ke bawah," kata Rudi.