Jumat 20 May 2022 13:43 WIB

Indonesia Ajak Anggota G20 Dukung Pemulihan Pendidikan Pascapandemi

Pendidikan berkualitas untuk semua dilakukan melalui upaya penanganan learning loss.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar di SMA Muhammadiyah 1 Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (9/5/2022). Indonesia mengajak negara anggota G20 untuk memperkuat komitmen dan bergotong royong memulihkan kembali dan menciptakan pendidikan yang berkualitas, khususnya pascapandemi Covid-19.
Foto: ANTARA/Abriawan Abhe
Sejumlah siswa mengikuti kegiatan belajar di SMA Muhammadiyah 1 Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (9/5/2022). Indonesia mengajak negara anggota G20 untuk memperkuat komitmen dan bergotong royong memulihkan kembali dan menciptakan pendidikan yang berkualitas, khususnya pascapandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia mengajak negara anggota G20 untuk memperkuat komitmen dan bergotong royong memulihkan kembali dan menciptakan pendidikan yang berkualitas, khususnya pascapandemi Covid-19. Juru Bicara Pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia Maudy Ayunda menyatakan, selama dua tahun terakhir banyak sekali tantangan dunia pendidikan yang harus dihadapi.

Mulai dari penerapan pembelajaran sistem online dan kendala teknologi, terbatasnya media pembelajaran, kesehatan mental siswa dan guru, hingga situasi learning loss siswa telah menghantui selama dua tahun terakhir ini.

Baca Juga

"Tapi secara perlahan kita bisa mengatasinya," kata Maudy dikutip dari siaran pers Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jumat (20/5/2022).

Maudy menyebutkan, pada pertemuan perdana kelompok kerja pendidikan (Education Working Group/EdWG), di Yogyakarta Maret 2022, negara-negara anggota G20 telah menyepakati komitmen untuk mendukung empat agenda prioritas Indonesia di bidang pendidikan, di antaranya, pendidikan berkualitas untuk semua, teknologi digital dalam pendidikan, solidaritas dan kemitraan, serta masa depan dunia kerja pasca COVID-19 sebagai solusi bersama untuk bangkit dari situasi pandemi.

Ia pun berharap komitmen itu ditegaskan kembali pada pertemuan kedua EdWG G20 pada 18-19 Mei 2022 yang dipimpin oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

Maudy melanjutkan, secara umum ada tiga isu yang dibicarakan dalam Presidensi G20 Indonesia berdasarkan dua pertemuan terakhir. Pertama, pendidikan berkualitas untuk semua melalui upaya penanganan learning loss.

"Disadari atau tidak setelah satu tahun pandemi, para siswa mengalami penurunan kemampuan belajar dan pengetahuan. Baik secara spesifik, atau umum," kata Maudy

Berdasarkan hasil riset Kemendikbudristek sebelum pandemi, kemajuan belajar selama satu tahun untuk kelas 1 SD adalah sebesar 129 poin untuk literasi dan 78 poin untuk numerasi. Namun setelah pandemi, siswa mengalami learning loss setara dengan enam bulan dan lima bulan belajar. Masing- masing untuk literasi dan numerasi.

"Jika tidak segera diatasi, learning loss akan berpengaruh pada keseluruhan kualitas pendidikan Indonesia," katanya.

Selain untuk memperkuat komitmen pulih bersama, Maudy mengatakan Mendikbudristek juga menyampaikan berbagai terobosan Merdeka Belajar kepada delegasi negara-negara G20, negara-negara undangan khusus dan organisasi Internasional.

Para delegasi juga fokus menajamkan dua agenda prioritas G20 EdWG, yaitu pendidikan berkualitas untuk semua dan teknologi digital dalam pendidikan. Kedua, teknologi digital dalam pendidikan, yakni agar program digitalisasi sekolah diimbangi dengan peningkatan kompetensi guru, khususnya di bidang penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.

Oleh karena itu, Kemendikbudristek menciptakan terobosan melalui platform Merdeka Belajar yang dirancang khusus bagi guru untuk menghadirkan pembelajaran yang bermakna dan juga memberikan kesempatan untuk para guru berkolaborasi dengan yang lain.

"Ini diharapkan meningkatkan kapasitas dan keterampilan para guru," ungkapnya.

Maudy mengatakan, kehadiran platform ini juga diharapkan dapat menginspirasi seluruh anggota G20. Ketiga, Presidensi G20 Indonesia juga menekankan pentingnya memperbaharui komitmen dunia dalam dunia pendidikan dalam konferensi transformasi pendidikan (Transforming Education Summit atau TES), Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). TES merupakan wadah untuk memobilisasi semangat, komitmen dan kemauan politik yang lebih besar untuk membalikan kemunduran agenda sustainable development goals yang keempat yakni menata kembali pendidikan, dan mempercepat kemajuan pendidikan dan agenda SDG 2030.

Maudy pun mengajak seluruh pihak untuk mendukung  keempat agenda prioritas G20 EdWG, melalui Kepemimpinan Kemendikbudristek. "Mari kita jalankan apa yang menjadi arahan bapak Presiden, yaitu untuk menghasilkan langkah konkrit dari presidensi Indonesia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement