Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) mengimbau para peternak untuk tidak panic selling dengan membanting harga murah sapinya di tengah munculnya wabah penyakit mulut dan kuku.
"Kita minta tahan dulu jangan jual ternaknya dengan harga murah," kata Dewan Pakar PPSKI, Rochadi Tawaf kepada Republika, Rabu (11/5/2022).
Pemerintah diharapkan menempuh langkah eradikasi atau pemusnahan pada ternak sapi yang telah terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Hanya saja, kata Rochadi, untuk melakukan pemusnahan itu, diperlukan dana penggantian ternak yang dimusnahkan untuk peternak terdampak.
"Ternak yang sudah terjangkit tidak ada jalan lain selain eradikasi. Jadi dibeli oleh pemerintah lalu dibakar. Kalau tidak begitu, dia akan terus menular," kata Rochadi.
Saat ini, kata Rochadi, langkah yang ditempuh Kementan baru sebatas pemberian obat-obatan terhadap ternak yang terjangkit. Menurut Rochadi, langkah itu masih ditempuh karena tidak adanya kecukupan dana dari pemerintah untuk melakukan eradikasi.
Menurutnya, pemerintah mesti lebih cepat mengambil langkah karena penyebaran virus PMK sangat cepat. Isolasi yang dilakukan masih berdasarkan area kabupaten. Menurut Rochadi seharusnya isolasi langsung dilakukan dalam satu provinsi.
"Kalau kita bilang lockdown empat daerah, padahal (yang terjangkit) sudah 10 daerah, sudah saja langsung satu provinsi supaya lebih aman dan Satgas bekerja lebih optimal," katanya.