Rabu 11 May 2022 15:37 WIB

Wabah Penyakit Kuku dan Mulut yang Bisa Ganggu Pasokan Ternak Idul Adha

Presiden Jokowi telah menginstruksikan lockdown wilayah terjangkit wabah PMK.

Pekerja melakukan penyemprotan disinfektan untuk mengantisipasi serangan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Dusun Kandangan, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Jawa Timur, Rabu (11/5/2022). Para peternak sapi di Jombang was-was dengan adanya serangan wabah PMK dan mengantisipasinya dengan penyemprotan disinfektan secara rutin dan pembatasan setiap tamu yang masuk ke kandang.
Foto:

Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan mendesak pemerintah bergerak cepat mengatasi kembali berjangkitnya penyakit mulut dan kuku di berbagai daerah Indonesia demi keamanan pangan nasional. Hingga saat ini ditemukan penyakit mulut-kuku menyerang 1.649 sapi ternak di Jawa Timur dan juga di Aceh.

"Saya menilai pemerintah gagal melakukan deteksi dini PMK, padahal ini merupakan penyakit hewan menular yang paling ditakuti di dunia karena kerugian ekonomi dan sosial yang ditimbulkan sangat besar," kata Johan dalam keterangan tertulis dari Mataram, Rabu (11/5/2022).

Johan juga mendesak pemerintah untuk segera bertindak cepat dan tepat melakukan antisipasi meluasnya penyakit ini demi keamanan pangan nasional. Apalagi sebentar lagi akan memasuki momen Idul Adha.

"Kami berharap pemerintah harus bertanggung jawab dengan adanya kebijakan impor daging sapi dan kerbau yang berasal dari negara-negara yang tidak bebas PMK, hal ini berakibat fatal bobolnya pertahanan PMK," ujar Johan.

Johan mengingatkan pemerintah lebih serius mewaspadai ancaman PMK ini karena berdampak luas secara sosial ekonomi terhadap pembangunan peternakan di Indonesia. Johan tidak ingin wabah PMK ini menjadi ancaman baru yang menakutkan akibat kebijakan yang salah dan kinerja yang lambat dari pemerintah.

"Harus ada antisipasi yang sistematis sebab wabah PMK ini dikenal sebagai airbone desease sehingga penanganan-nya memerlukan kecepatan dan ketepatan dalam bertindak," ujar Johan.

Pengamat Pangan dan Pertanian, Khudori, mengatakan, penyebaran penyakit mulut dan kuku yang ditemukan di Jawa Timur perlu mendapatkan respons cepat dan kewaspadaan tinggi. Meluasnya wabah dikhawatiran bisa menganggu kestabilan pasokan ternak sapi terlebih menjelang Hari Raya Idul Adha.

"Jawa Timur adalah produsen utama dan pemasok sapi ke wilayah yang menjadi konsumen utama. Mungkin dampak pasokan saat ini belum terasa, tapi mungkin dua pekan ke depan akan sangat terasa," kata Khudori kepada Republika, Rabu (11/5/2022).

 

Jawa Timur merupakan daerah populasi terbesar di Indonesia dengan kontribusi 27 persen dari perkiraan 18 juta ekor populasi sapi di Indonesia. Khudori mengatakan, dampak yang dirasakan bukan hanya dari sektor usaha turunan yang menggunakan daging sapi, namun juga ke daerah lain yang menjadi pasar utama.

"Apalagi ini menjelang Idul Adha, tentu harga akan semakin tinggi di wilayah konsumen utama. Jika pasokan ikut turun tentu ketidakseimbangan supply-demand akan terjadi," katanya.

Untuk langkah jangka panjang, Khudori menuturkan, pengawasan terhadap pemasukan impor ternak maupun daging perlu kembali diperketat. Pasalnya, masuknya penyakit ternak diduga berasal dari negara lain yang lebih dulu terjangkit. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement