REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta pemerintah daerah (pemda) untuk memperketat pengawasan penyakit kuku dan mulut (PMK) di Provinsi Bali menjelang Konferensi Tingkat Tinggi G20.
"Bali sudah sangat baik dalam pengendalian PMK, tetap pertahankan Bali sebagai area 'zero reported case'," kata Suharyanto yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Penanganan PMK Nasional dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Kepala BNPB itu kembali mengingatkan untuk segenap petugas posko untuk terus memperketat pengawasan dan perkuat strategi penanganan PMK di Provinsi Bali.
Ia menegaskan lagi bahwa upaya strategi penanganan PMK, khususnya biosekuriti untuk tetap memastikan kandang hewan ternak steril dan bebas dari virus PMK.
"Cegah penularan dan terjangkitnya kembali hewan ternak melalui biosekuritisecara ketat dan berkala, pastikan kandang selalu steril dan bebas dari virus PMK," katanya.
Kepala BNPB turut mengunjungi Posko Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Pelabuhan Benoa, Kabupaten Badung. BNPB mendukung kesuksesan puncak acara Presidensi G20 melalui berbagai upaya, meliputi antisipasi terjadinya bencana alam ketika kegiatan berlangsung, pengendalian kasus Covid-19 serta pencegahan penularan PMK sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan aman.
Untuk Posko Pemantauan dan Pengendalian Protokol Kesehatan Penanganan Covid-19 G20 Indonesia terletak di dua lokasi, yaitu Puja Mandala dan Hotel Mercure Nusa Dua.
Sedangkan Posko biosekuriti untuk pengendaian PMK terletak di Pelabuhan Gilimanuk, Padang Bai dan Benoa, Pelabuhan Ketapang, Lembar dan Bandara I Gusti Ngurah Rai.