REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur memperketat lalu lintas pengiriman ternak. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak yang kini sudah ditemukan di sejumlah daerah di Jatim.
"Kita harus saling menjaga. Penyakit ini masa inkubasinya 2-14 hari dan cepat sekali. Makanya yang rentan itu juga alat angkutnya," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih di Kediri, Selasa (10/5/2022).
Pihaknya sudah menerjunkan tim untuk rutin berkunjung ke pasar hewan guna melakukan sterilisasi. Selain itu, ada dokter hewan yang disiagakan sehingga jika ada laporan terkait dugaan penyakit tersebut bisa langsung sigap melakukan pemeriksaan.
Terdapat 70 orang dokter hewan mandiri yang tersebar di 26 kecamatan wilayah Kabupaten Kediri serta dokter hewan yang berjaga di puskeswan. Mereka juga siap mengantisipasi penyebaran penyakit itu.
Tutik juga meminta warga yang memiliki hewan ternak melapor jika ada hewan miliknya yang sakit dengan gejala apa pun, terlebih gejala yang mengarah pada penyakit mulut dan kuku. Secara klinis, gejala yang spesifik adalah bagian bibir hewan ternak baik atas maupun bawah ada lesi kulit atau melepuh, ada juga leleran lewat hidung. Kemudian di bagian kaki di tengahnya kuku terdapat luka.
"Lesi, wajib laporan entah diagnosisnya apa. Ini penting, karena penularannya ini 90-100 persen, cepat sekali," kata dia.
Tutik menyebut, penyebaran penyakit ini bisa lewat droplet yang menempel di kendaraan. Bahkan, bisa lewat udara dan saat droplet itu menempel pada hewan. Di Kabupaten Kediri hingga kini belum ada laporan kasus temuan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak. Namun, jika nantinya ada temuan, pasar hewan akan ditutup sementara.
"Sudah kami imbau, sementara pedagang tidak terima (ternak) dari luar, terutama daerah yang sudah positif. Kami sampaikan untuk diwaspadai bersama-sama," kata dia.
Di Kabupaten Kediri, populasi sapi mencapai 230 ribu jenis sapi potong dan sekitar 10 ribu sapi perah. Untuk sapi potong, populasi ini yang terbesar ketiga di Jatim.