REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Kegirangan dan antusiasme terpancar dari wajah Ahmad Taslim (37 tahun) saat hendak menaiki bus di Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang, Ahad (24/4/2022). Meski terik begitu menyengat disertai dahaga pada siang itu, Ahmad terus memperlihatkan rasa senangnya karena akan melakukan perjalanan mudik bersama istri dan anaknya.
Ahmad menuturkan, mudik kali ini menjadi momen baginya untuk bisa bersilaturahim ke kampung halamannya di Palembang, Sumatra Selatan. Dia mengaku sudah hampir satu dekade tidak pulang ke kampung halaman karena berbagai alasan. Terlebih dua tahun belakangan dilanda pandemi Covid-19 yang menyebabkan peniadaan mudik.
“Saya baru pulang sejak 2013, makanya Alhamdulillah banget ini bisa pulang dan ketemu orang tua. Sebenarnya dua tahun kemarin itu saya juga berencana mudik dan justru sudah beli tas untuk pulang kampung, tapi enggak jadi karena pandemi, enggak boleh pulang, pulang juga percuma dikarantina sama saja enggak ketemu keluarga,” tutur Ahmad saat ditemui Republika.co.id di Terminal Poris Plawad, Ahad (24/4/2022).
Ia mengaku, mudik dengan menggunakan bus dari Kota Tangerang menuju Kabupaten Empat Lawang melintasi Selat Sunda, lalu melanjutkan perjalanan ke Kota Palembang. Perjalanan mudik tersebut membutuhkan waktu sekitar 19 jam.
Ahmad tak memilih mudik dengan menggunakan transportasi udara lantaran biayanya yang mahal, ditambah perjalanan darat yang cukup jauh saat tiba di Pulau Sumatra menuju kediamannya. Biaya atau ongkos mudik menurutnya menjadi hal utama yang disiapkan.
Ahmad menyebut ongkos yang dikeluarkan untuk menuju ke kampungnya sebesar Rp 500 ribu per orang. Biaya tersebut terbilang jauh lebih terjangkau dibandingkan menggunakan pesawat yang rata-rata sekitar Rp 1,8 juta per orang.