Sabtu 19 Mar 2022 22:39 WIB

Kepala Basarnas Ungkap Masalah Jumlah Personel yang Kurang

SDM di Basarnas bar 40 persen dari jumlah ideal.

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP)/Basarnas Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi (kiri).
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP)/Basarnas Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI  -- Kepala Basarnas RI Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi mengatakan, Basarnas saat ini memaksimalkan personel yang terbatas dalam melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan jika terjadi kondisi membahayakan manusia. Ini mengingat jumlah personel yang memang terbatas.

"Personel kurang, sumber daya manusia atau SDM kita di Basarnas baru tercapai 40 persen, bisa anda bayangkan 40 persen," kata Kepala Basarnas RI Henri Alfiandidi sela-sela kunjungan kerja di Kantor Basarnas Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (19/3/2022).

Baca Juga

Henri menyebut, setidaknya Basarnas membutuhkan sebanyak 10 ribu personel di seluruh Kantor Basarnas se-Indonesia, namun hingga saat ini baru terpenuhi 4.000.Meski personel masih terbilang belum mencapai 100 persen yang diharapkan, dia menegaskan bahwa tidak menghalangi atau menghambat dalam merespon ketika masyarakat membutuhkan pertolongan.

"Tapi tidak mengurangi kemampuan kita karena kita membina potensi-potensi SAR," ujar dia.

Kepala Basarnas RI ini mengatakan, dalam mengatasi keterbatasan personel, pihaknya melatih potensi SAR dari berbagai kalangan, sehingga nantinya dapat membantu jajarannya di berbagai wilayah se-Indonesia jika terjadi kondisi membahayakan manusia."Potensi SAR itu ada TNI-Polri, organisasi kemasyarakatan, organisasi politik organisasi kepemudaan, sekolah yang mau kita didik itu akan kita kerahkan dan kita berikan pendidikan sertifikasi memiliki kemampuan yang sama dengan Badan SAR Nasional," jelasnya.

Dia menambahkan, pihaknya juga ke depan akan melengkapi peralatan penyelamatan seperti kapal dan aqua eye yakni alat pendeteksi seseorang jika tenggelam khususnya jika terjadi musibah di wilayah perairan seperti yang terjadi di Sulawesi Tenggara."Di sini (Sulawesi Tenggara) permasalahan utama adalah kurangnya alat utama atau alat pencarian dan pertolongan itu adalah kapal. Mengapa demikian dari 100 persen kejadian 70-80 persen terjadinya kecelakaan di permukaan air sungai, danau dan laut," katanya.

Oleh karena itu yang per ditingkatkan adalah pemenuhan peralatan pencarian dan penyelamatan orang di perairan atau di laut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement