REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengaku, kunjungannya ke beberapa tempat di Surabaya tiada lain untuk melepas kangen, khususnya dengan para kader partai berlambang kepala banteng di Kota Pahlawan. Puan mengaku memiliki kedekatan khusus dengan Surabaya, kota yang kental dengan nilai sejarah dalam perjalanan PDIP.
Puan lantas menceritakan betapa dekatnya dia dengan sejarah perjalanan PDIP hingga saat ini, terutama yang berkaitan dengan Surabaya. Sejak masih menyandang status sebagai pelajar, Puan mengaku terus mengikuti pasang-surut perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam menghadirkan demokrasi di Indonesia.
Salah satu puncak perjuangan adalah pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) PDI di Sukolilo, Surabaya pada 1993. Itulah momen terbuka perlawanan terhadap Orde Baru, yang ketika itu sedang dalam masa kejayaannya. Megawati secara de facto terpilih sebagai ketua umum PDI, namun Orde Baru tidak bisa menerimanya.
“Kejadian di Sukolilo saya hadir, ketika itu baru mau kuliah. Kota Surabaya dalam sejarahnya selalu menjadi die hard, berada di garda paling depan saat membela Ibu Megawati,” kata Puan, Rabu (2/3).
Puan pun menuntut semangat dari para kader PDIP Surabaya untuk terus bekerja menyongsong Pemilu 2024. Puan mengatakan, Pemilu sudah ditetapkan oleh pemerintah dan disetujui semua fraksi di DPR RI, akan diadakan 14 Februari 2024.
“Dua tahun bisa dibilang tidak panjang. Jika kita baca semua survei, PDI Perjuangan unggul. Jangan lengah. Terus turun membantu rakyat,” ujarnya.
Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono menyatakan, seluruh kader di Kota Pahlawan terus intens bergerak dan melakukan konsolidasi. Kerja-kerja kerakyatan juga tak henti dijalankan. “Kerja kerakyatan terus dibangun, membantu rakyat di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan sebagainya,” kata Adi.