Senin 31 Jan 2022 16:37 WIB

Luhut: Jumlah Pasien Rawat Inap Saat Ini Masih Sangat Cukup Aman

Jumlah pasien rawat inap saat inisepersepuluh dari puncak Delta pada Juli tahun lalu.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. Antara/
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang juga selaku Koordinator PPKM Jawa-Bali mengatakan, jumlah rawat inap pasien Covid-19 di rumah sakit di Indonesia saat ini masih cukup aman. Yakni, sepersepuluh dari puncak Delta pada Juli tahun lalu.

Sedangkan, jumlah kasus konfirmasi per 30 Januari 2022 tercatat masih seperlima dari puncak Delta pada tahun lalu.

Baca Juga

“Jumlah yang rawat di rumah sakit Indonesia saat ini masih sangat cukup aman, yakni sepersepuluh dari puncak Delta,” kata Luhut saat konferensi pers usai rapat terbatas bersama Presiden, Senin (31/1).

Luhut menyampaikan, dari prediksi yang dilakukan berdasarkan data dari beberapa negara seperti Amerika Serikat, Israel, Afrika Selatan, dan juga di Inggris, pemerintah memperkirakan potensi lonjakan kasus Omicron yang bisa mencapai tiga kali lipat dari varian Delta.

“Sebenarnya tingkat rawat inap Omicron di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Israel, Afrika Selatan, maupun di Inggris sepertiga kali lebih rendah dari Delta. Namun, jumlah rawat inap di negara tersebut jauh lebih tinggi dikarenakan jumlah kasus di negara tersebut meningkat hingga lebih dari tiga kali yang dibandingkan dengan Delta,” kata dia.

Dari data tersebut, pemerintah menganalisis bahwa, jumlah rawat inap di rumah sakit di Indonesia bisa lebih tinggi dibandingkan saat puncak kasus Delta jika kasus harian mengalami peningkatan lebih dari 3 kali lipat.

“Seperti tahun lalu kita lihat hampir 56 ribu, bisa saja nanti 3 kali dari itu bila kita tidak berhati-hati,” ucapnya.

Kendati demikian, Luhut mengatakan hingga saat ini kenaikan jumlah kasus hingga tiga kali lipat dari varian Delta tersebut kecil kemungkinan terjadi. Berdasarkan simulasi yang dilakukan dengan para pakar, jumlah tersebut masih jauh dari kondisi saat ini.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement