REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung mengusulkan agar masa kampanye pemilihan umum (Pemilu) 2024 dipersingkat menjadi 75 atau 90 hari. Sebab, situasi saat ini berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya.
"Pemerintah mengusulkan 120 hari, ada teman-teman yang usulkan 60 hari, mungkin 75-90 hari. Belum kami putuskan itu, makanya cari waktu untuk pembahasan tentang tahapan, program, dan jadwal," ujar Doli di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (26/1).
Ia menyampaikan empat poin alasan mengapa masa kampanye Pemilu 2024 sebaiknya dipersingkat. Pertama, kondisi pandemi menyebabkan pertemuan secara langsung dengan jumlah massa yang banyak tentu akan dibatasi.
Sehingga, para kontestan di Pemilu 2024 akan lebih memanfaatkan teknologi sebagai media kampanyenya. "Klik buka komputer bisa ketemu orang, mau berapa orang bisa, 100 orang, 1000 orang bisa. Perkembangan IT memungkinkan orang tidak ketemu fisik," ujar Doli.
Kedua, ia menilai kampanye dengan mengundang puluhan ribu orang tak efektif dalam mendulang suara. Menurutnya, hadirnya massa bukan berarti mereka semua akan memilih calon yang berkontestasi di Pemilu 2024.
"Ketiga, media kampanye itu kan bisa pakai digital. Tidak perlu pasang macam-macam, pakai hape bisa, kampanye udah bisa pakai media lain yang efektif dan efisien," ujar Doli.
Terakhir, masa kampanye yang lebih singkat akan mengurangi waktu pelaksanaan tahapan Pemilu 2024. Senan, pemilihan kepala daerah juga akan digelar pada November tahun tersebut.
"Itu juga bisa waktunya digunakan untuk soal pemerintahan, kalau masa tahapannya dipersingkat. Waktu-waktu sekarang sampai tahapan, kita bisa gunakan untuk pemulihan ekonomi, urusin penanganan Covid-19," ujar Ketua Komisi II DPR itu.