REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masyarakat sudah tidak melihat faktor Jawa-luar Jawa dalam Pilpres 2024 mendatang. Hal ini merupakan temuan survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKopi) pada 16-24 November 2021.
Dalam survei ini disodorkan pertanyaan: “Jika ada calon presiden bukan dari suku Jawa, apakah Anda ingin memilih calon presiden tersebut?” Mayoritas responden menjawab ingin memilih capres bukan dari suku Jawa sebanyak 61 persen. Sedangkan, yang tidak ingin memilih capres bukan dari suku Jawa (39 persen).
Mereka yang menjawab ingin memilih dengan alasan: semua suku sama (43,1 persen), semua punya kesempatan yang sama (26,9 persen), ingin ada perubahan (12,9 persen). Sedangkan, alasan lainnya di bawah 2 persen.
Sementara yang tidak memilih bukan suku Jawa beralasan semua suku sama (10,9 persen), suku yang dominan (10,3 persen), saya orang Jawa (8,9 persen), lebih baik dari Jawa (7,9 persen), selama ini dari Jawa (7,3 persen). Sementara alasan lain di bawah 5 persen.
Direktur Eksekutif KedaiKopi Kunto Adi Wibowo mengatakan, Jawa-sentris sudah berkurang. Hal ini karena banyak tokoh nasional yang berasal dari luar Jawa. Jadi, mereka berpandangan, tampuk pimpinan tidak lagi dimonopoli orang Jawa.
Survei ini dilakukan pada 16-24 November 2021, dengan 1.200 responden, yang berusia 17-65 tahun, tersebar di semua provinsi. Survei dilakukan dengan wawancara face to face, dengan sampling error kurang lebih 2,83 persen.