Selasa 06 Jun 2023 18:33 WIB

Survei: Preferensi Politik Gus Baha Paling Banyak Diikuti Warga Jatim

Uniknya, Gus Baha adalah ulama NU yang berasal dari Jateng.

Rep: Febryan A/ Red: Andri Saubani
Pengasuh pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal sebagai Gus Baha (kanan).
Foto: Humas UGM
Pengasuh pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal sebagai Gus Baha (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha merupakan kiai Nahdlatul Ulama (NU) yang preferensi politiknya paling banyak diikuti oleh warga Jawa Timur (Jatim) jelang gelaran Pilpres 2024. Demikian hasil survei terbaru lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) di Jatim, provinsi lumbung warga NU. 

Survei yang digelar pada 15-22 Mei 2023 itu mendapati 24,1 persen pemilih di Jatim mengaku mengikuti preferensi politik Gus Baha. Uniknya, Gus Baha adalah ulama yang berbasis dan mengasuh pondok pesantren di Jawa Tengah. 

Baca Juga

Direktur Eksekutif ASI, Ali Rif'an mengaku kaget ketika mengetahui Gus Baha jadi ulama NU yang pilihan politiknya paling dipanuti warga Jatim. "Kalau di Jawa Tengah wajar Gus Baha karena dia di Jawa Tengah, tapi ternyata di Jawa Timur juga Gus Baha yang paling banyak diikuti masyarakat," kata Ali ketika merilis hasil surveinya di sebuah hotel di Jakarta Pusat, Selasa (6/6/2023). 

Kendati begitu, terdapat ulama NU lainnya yang preferensi politiknya juga banyak diikuti warga Jatim. Kiai karismatik Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus diikuti preferensi politiknya oleh 15,6 persen warga Jatim. Nama lainnya adalah KH Ali Masykur Musa (12,4 persen) dan KH Muhammad Luthfi bin Yahya atau Habib Luthfi (11,9 persen). 

Selanjutnya ada KH Miftachul Akhyar (8 persen), Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya (6 persen), mantan Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj (3,4 persen), dan KH Marsudi Syuhud (3 persen). Menurut Ali, para capres yang ingin menaikkan elektabilitas di Jatim bisa mendekati sejumlah kia NU tersebut. Dengan mendekati kiai-kiai itu, capres bisa meraih simpati masyarakat hingga akhirnya dipilih. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement