REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sekretaris Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Sumiati mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika saat ini terus bergerak untuk memberikan literasi kepada masyarakat dengan melibatkan banyak mitra salah satunya Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Kementerian Kominfo dalam mensosialisasikan penanganan covid dan pemulihan ekonomi nasional tentu tidak bisa bekerja sendirian, karena itu kami banyak melibatkan mitra termasuk salah satunya MUI,” ujar Sumiati dalam pembukaan Workshop Konten Kreatif: Bangkit dari Covid-19 dengan Nalar dan Aksi Bersama Berlandaskan Nilai-nilai Islam dan Fatwa MUI, yang diselenggarakan di Medan, Senin (15/11).
Berdasarkan rilis yang diterima, Kamis (18/11), Sumiati menjelaskan pemerintah terus berupaya meliterasi masyarakat dengan berbagai cara. Sebagai contoh, melalui workshop yang diadakan kali ini, Kemkominfo berharap dengan perantara MUI, para peserta mampu mengelola media sosial, baik mengenalinya, mengetahui baik buruknya, maupun juga memanfaatkannya dan juga bisa memilih dan memilah informasi yang diperoleh dari media sosial.
“Termasuk juga membahas soal bagaimana mengenali hoaks dan cara mengatasinya menjadi inti dari pertemuan ini,” kata Sumiati.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Amirsyah Tambunan, dalam sambutannya turut mengamini pernyataan Sumiati. Amirsyah mengatakan upaya atau ikhtiar pemulihan ekonomi akibat dampak dua tahun pandemi Covid perlu dilakukan. Sebab yang merasakan dampak paling besar adalah masyarakat menengah ke bawah.
“Di sinilah sebenarnya tanggung jawab kita sebagai Majelis Ulama Indonesia yaitu himayatul ummah, sekaligus juga sebagai shodiqul hukumah, yaitu Mitra pemerintah dan juga bagaimana melayani umat dengan baik,” ujar Amirsyah.
Oleh karena itu, menurut Amirsyah fatwa-fatwa MUI perlu disosialisasikan dalam workshop dalam rangka melihat pengaruhnya terutama dalam mencegah konten media yang mengandung hoaks dan juga mencegah pemahaman-pemahaman yang ekstrem.
Workshop yang berlangsung selama tiga hari ini diikuti oleh 60 peserta dari kabupaten kota se-Sumatera Utara dan perwakilan dari provinsi sekitar, yaitu Babel, Sumsel, Aceh, Riau, Sumbar, dan Kepulauan Riau.
Ketua Komisi Infokom MUI Pusat, Kiai Mabroer menyatakan bahwa tujuan dari Workshop ini adalah untuk menghasilkan Mujahid-mujahid digital, yang nantinya akan mengaktifkan kanal-kanal media yang dikeloa MUI.