REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengeklaim, PeduliLindungi telah berkembang sangat pesat. Hingga saat ini, aplikasi tersebut telah digunakan hingga 170 juta kali.
"Hanya dalam tiga setengah bulan PeduliLindungi telah digunakan lebih dari 170 juta kali dengan penggunaan harian mencapai lebih dari tiga juta kali," katanya dalam webinar 'Konsistensi Penggunaan QR Code PeduliLindungi untuk Perlindungan Masyarakat Indonesia', Rabu (17/11).
Luhut mengakui pada awal penerapannya, PeduliLindungi memang masih mengalami masalah. Namun, kini perkembangannya sudah semakin pesat. Aplikasi PeduliLindungi bahkan juga sudah terintegrasi dengan aplikasi lainnya mulai dari taksi daring hingga platform e-commerce atau niaga elektronik.
Tidak hanya itu, Kementerian Kesehatan juga mengintegrasikan PeduliLindungi dengan berbagai aplikasi yang serupa di negara lainnya. Luhut menekankan hal yang paling membanggakan dari aplikasi PeduliLindungi yaitu bahwa aplikasi tersebut sepenuhnya dibuat dikembangkan oleh anak-anak muda Indonesia.
"Dengan PeduliLindungi sebagai bagian integral dari strategi penanganan pandemi Covid-19 hingga saat ini kita mampu menjaga kasus tetap pada tingkat yang rendah, meski mobilitas aktivitas masyarakat sudah sangat meningkat tajam," ujar dia.
Lebih lanjut, Luhut menjelaskan, dalam 10 hari terakhir jumlah kasus harian nasional mampu dijaga di bawah kisaran 500 kasus per hari dan angka kematian juga menurun drastis. "Namun sekali lagi kita tidak boleh lengah, kita harus tetap hati-hati karena saat ini kasus dunia kembali meningkat," tegasnya.
Luhut mengingatkan masyarakat harus terus berhati-hati agar potensi kenaikan mobilitas pada periode Natal dan Tahun Baru tidak terjadi. "Jika nanti persiapan perayaan Natal dan Tahun Baru dilakukan tindakan-tindakan oleh pemerintah untuk membatasi kegiatan-kegiatan kita, saya mohon masyarakat paham supaya kuartal I tahun depan kondisi bisa lebih baik," pintanya.
Selain itu, Luhut juga sangat mengapresiasi konsistensi penggunaan QR Code PeduliLindungi untuk perlindungan masyarakat Indonesia. "Kalau saya ibaratkan dengan kondisi perang dengan PeduliLindungi kita sudah punya senjata canggih untuk mencegah kasus kembali meningkat," tuturnya.
Namun demikian, Luhut mengatakan, senjata yang paling canggih sekalipun tidak akan efektif jika tidak digunakan dengan baik. Pasalnya, Luhut melihat kedisiplinan pemakaian aplikasi PeduliLindungi mulai menurun seiring menurunnya jumlah kasus positif.