Rabu 17 Nov 2021 00:20 WIB

Waspada, Kasus Covid-19 di 37 Daerah Jawa-Bali Kembali Naik

Dari data Satgas, peningkatan kasus ini paling banyak terjadi di Jawa Tengah.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah warga antre untuk memasuki kawasan Alun-Alun Bandung, Kota Bandung, Ahad (14/11). Kawasan Alun-Alun Bandung yang menjadi salah satu destinasi wisata kota mulai terlihat ramai dan dipadati pengunjung saat akhir pekan, seiring turunnya angka kasus Covid-19 dan status Kota Bandung yang saat ini menjadi PPKM Level 2.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Sejumlah warga antre untuk memasuki kawasan Alun-Alun Bandung, Kota Bandung, Ahad (14/11). Kawasan Alun-Alun Bandung yang menjadi salah satu destinasi wisata kota mulai terlihat ramai dan dipadati pengunjung saat akhir pekan, seiring turunnya angka kasus Covid-19 dan status Kota Bandung yang saat ini menjadi PPKM Level 2.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, terdapat 29 persen atau 37 kabupaten/kota di Jawa dan Bali yang mengalami peningkatan kasus pada pekan ini. Dari data Satgas, peningkatan kasus ini paling banyak terjadi di Jawa Tengah dengan 14 kabupaten/kota, diikuti Jawa Timur dengan 12 kabupaten/kota, dan Jawa Barat 8 kabupaten/kota.

“Terdapat 29 persen atau 37 kabupaten/kota di Jawa-Bali yang kasusnya meningkat dibandingkan pekan sebelumnya,” kata Wiku saat konferensi pers, Selasa (16/11).

Baca Juga

Kenaikan kasus ini juga dibarengi dengan peningkatan jumlah orang yang dirawat di 43 kabupaten/kota di Jawa Bali atau sebesar 34 persen. Angka tertinggi kenaikan kasus yang dirawat yakni di Jawa Tengah dengan 14 kabupaten-kota, Jawa Timur dengan 13 kabupaten-kota, dan Jawa Barat dengan 8 kabupaten-kota.

Selain itu, Satgas mencatat peningkatan kasus yang dirawat juga terlihat di Wisma Atlet, Jakarta. Selama sepekan terakhir ini, kata Wiku, jumlah orang yang dirawat konsisten meningkat antara 248-273. “Padahal sebelumnya, keterisian tempat tidur di Wisma Atlet sudah berhasil ditekan hingga 209,” tambah Wiku.

Saat kasus mengalami peningkatan dan semakin banyak masyarakat yang kembali dirawat, sayangnya laju vaksinasi justru mengalami penurunan selama tujuh pekan terakhir. Penurunan ini terjadi pada vaksin merk Sinovac. Sedangkan vaksinasi dengan vaksin merk Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Sinopharm juga tidak mengalami peningkatan.

Karena itu, Wiku meminta seluruh pemerintah daerah agar segera meningkatkan cakupan vaksinasi di daerahnya masing-masing. Cakupan vaksin ini penting untuk menghadapi lonjakan kasus yang mulai terjadi. “Dan harus diupayakan tercapai sebelum terjadinya lonjakan ketiga,” lanjut dia.

Selain itu, ia juga meminta agar masyarakat tidak memilih-milih merk vaksin yang digunakan. Ia menegaskan, semua jenis vaksin yang masuk dan beredar di Indonesia sudah dipastikan keamanan, kualitas, dan juga efektifitasnya berdasarkan uji yang dilakukan oleh BPOM, serta pemantauan oleh instansi dan organisasi profesi terkait.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement