Sementara itu, pada hari ini Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memang sengaja membuka forum dialogis, dengan mengundang sejumlah buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) ke kantornya.
Orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah ini ingin mendengarkan usulan buruh terkait kebijakan pengupahan di Jawa Tengah. Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut atas aksi demo yang dilakukan KSPI pada 10 November lalu.
Hanya saja, pada saat itu perwakilan buruh gagal menemui Gubernur Jawa Tengah oleh karena sedang melaksanakan Kegiatan dinas di luar kota. Namun komunikasi terus berlanjut hingga akhirnya Ganjar mengundang perwakilan buruh tersebut untuk duduk bersama.
Dalam kesempatan tersebut, gubernur menyampaikan dari pada aspirasi buruh disampaikan melalui aksi demonstarsi, akan lebih maksimal jika usulan disampaikan dengan metode dialog.
“Saya berterimakasih, karena kawan-kawan buruh cukup proaktif untuk berembuh dan duduk bersama guna membahas berbagai hal, yang berkaitan dengan kebijakan pengupahan (UMK) di Jawa Tengah,” ungkapnya.
Karena sedang pandemi, lanjut Ganjar, maka sangat tepat jika persoalan yang berkaitan dengan kebijakan pengupahan tersebut disampaikan langsung kepadanya, tanpa harus mengerahkan kekuatan massa buruh.
Sebab sebelumnya gubernur juga mendengar mereka (red; perwakilan organisasi buruh di Jawa Tengah) menggelar aksi demo. “Sudahlah, daripada hujan- hujanan, pagar saya rusak, mending datang saja ngobrol begini kan enak,” tambahnya.
Apalagi dalam pertemuan itu, buruh bisa menyampaikan masukan dan usulan secara langsung padanya. Gubernur juga mengapresiasi bahwa formula dan usulan soal pengupahan dari buruh sangat bagus dan jelas.
“Usulannya bagus, formulanya juga telah disusun dan dibuat dengan jelas. Tentu masukannya akan jadi bahan pertimbangan kami. Nanti kami overlay dengan formula yang disiapkan pemerintah,” katanya.