Sabtu 07 Aug 2021 05:42 WIB

Yagemi akan Gelar Simposium Nasional Gerakan Desa Membaca

Simposium bertujuan mendorong literasi keluarga agar jadi gerakan nasional.

Ketua Yayasan Gemar Membaca Indonesia (Yagemi)  Firdaus Oemar (kiri) menyerahkan buku bacaan kepada sebuah keluarga  dalam rangka program Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah (PB-BMR).
Foto: Dok Yagemi
Ketua Yayasan Gemar Membaca Indonesia (Yagemi) Firdaus Oemar (kiri) menyerahkan buku bacaan kepada sebuah keluarga dalam rangka program Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah (PB-BMR).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Gemar Membaca Indonesia (Yagemi)  terus menggelorakan semangat membaca untuk membangun  masyarakat  tangguh. Di masa-masa rumit seperti sekarang ini diperlukan ketangguhan setiap anggota masyakat. Yaitu,  ketangguhan dalam menghadapi pandemi Covid-19, sehingga,  risiko dan penularannya dapat dikendalikan. 

Selain itu, ketangguhan menangkal serangan berita-berita hoaks sehingga tidak mudah terpengaruh oleh berita-berita yang belum jelas kebenarannya.  “Tidak kalah pentingnya ketangguhan atau kemandirian dalam ketahanan ekonomi melalui pembekalan kewirausahaan,” kata Ketua Yagemi Firdaus Oemar  dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (6/8). 

Ia menambahkan, mengingat keterbatasan bacaan yang tersedia di masyarakat, Yagemi memiliki program yang disebut dengan Sistem Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah (PB-BMR). Sistem ini telah diuji coba sejak beberapa tahun yang lalu. Tiap paket buku yang dikrim secara bergilir ke rumah-rumah terdiri dari bacaan anak-anak, remaja, dan bacaan untuk orang tua. Konten-konten bacaan diutamakan yang berkaitan dengan kehidupan, kesehatan, kewirausahaan, pendidikan, keagamaan, dan buku-buku praktis lainnya. 

Menurut Firdaus, program ini sejalan dengan kebijakan pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI tentang Pengembangan Kapasitas Masyarakat Desa berkaitan dengan Literasi Desa. Kegiatan ini wajib dilakukan melalui kegiatan swakekola oleh desa secara partisipatif dengan mendayagunakan keuangan desa. “Kebijakan ini sangat relevan dengan situasi aktual yang dihadapi bangsa saat ini,” ujarnya.

Menurutnya, program buku masuk rumah ini sangat relevan dengan kondisi terbatasnya bacaan masyarakat. Apalagi pada  saat larangan berkumpul, maka perpustakaan di daerah tidak dapat dikunjungi, sekolahpun harus di rumah. Keberadaan buku di rumah ini juga dapat mengatasi keterbatasan bahan belajar di rumah sebagaimana yang dirasakan saat ini.  Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah (PB-BMR) adalah sistem penyediaan dan pengantaran buku bacaan ke rumah-rumah yang sesuai untuk keluarga Indonesia.

Buku diantarkan secara bergilir ke rumah-rumah setiap 15 hari sekali oleh petugas. Setiap orang dalam keluarga dapat membaca 24 judul buku dalam setahun. Proses ini akan mempercepat program penguatan kemampuan literasi masyarakat desa sebagaimana yang diprogramkan pemerintah. Ini merupakan strategi jangka panjang agar kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik.

Firdaus menjelakan, sistem ini telah mengalami serangkaian proses dari pengembangan dan uji coba langsung melalui program Gerakan Nagari Membaca di Nagari Paninjauan, Kabupaten Solok, Sumatera Barat tahun 2014-2015 dan percontohan di Nagari Saoklaweh tahun 2016-2018 dengan jumlah rumah 950 rumah, 4.233 jiwa dengan 4.750 buah buku. Desa percontohan ini meraih juara 1 tingkat nasional pada Lomba Perpustakaan Umum Terbaik (Desa/Kelurahan) tahun 2018.  Sistem ini juga sudah tercatat sebagai Hak Cipta PB-BMR, yang ditetapkan melalui Surat Hak Cipta dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 

Berdasarkan uji coba tersebut, kata Firdaus, keunggulan sistem ini antara lain adalah setiap orang dalam rumah (bapak, ibu, dan tiga orang anak) dapat membaca paling sedikit 24 judul buku bacaan dalam setahun. “Hal ini menguatkan pondasi literasi sejak dini dalam keluarga,” ujarnya. 

Oleh karena ini bersifat masal, maka harga buku menjadi murah sehingga meringankan beban belanja negara, dan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. “Saat ini daerah yang telah melaksanakan program ini antara lain provinsi Jawa Barat, Sumatera Barat, Kuantan Singingi (Riau),” tuturnya..

Sehubungan dengan hal tersebut, mengingat pentingnya upaya mengambil langkah-langkah startategis, praktis, mudah dan murah serta memiliki efek jangka panjang, maka diharapkan program ini mendapat dukungan dari semua pihak. “Untuk itu perlu dibangun kesepakatan melalui sebuah Simposium Nasional dengan tema: Terwujudnya Masyarakat Tangguh melalui Sistem Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah. Program ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari program nasional mencerdaskan kehidupan bangsa,” paparnya.

Simposium ini aka  dilakukan melalui daring, pada tanggal, 17 Agustus 2021, pukul 13.30-16.00 WIB Dalam symposium ini, Yagemi  menggandeng Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi).  “Simposium ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan kebijakan dari semua pihak terkait agar sistem ini dapat diterapkan secara nasional,” kata Firdaus.

Ia menyebutkan, simposium akan mengundang  narasumber dari berbagai kementerian, seperti Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi , Kementerian Dalam Negeri , Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ristek, Kementerian Agama,  Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementrian BUMN, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Selain itu, narasumber dari  Perpustakaan Nasional  dan DPR RI.

Adapun para peserta yang akan diundang adalah  dari Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri,  Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ristek,  Kementerian Agama, dan  Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain itu,  Perpustakaan Nasional, Dewan Perwakilan Rakyat RI, Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi),   Gabungan Toko Buku Indonesia (GATBI), Persatuan Percetakan Grafika Indonesia (PPGI), Persatuan Penulis Indonesia (SATUPENA), Ayo Membaca Indonesia (A mind), Forum Rektor Indonesia, Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI), Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), Asosiasi Yayasan Pendidikan Islam (AYPI), dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement