REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk pelajar SMP dan SMA di 14 provinsi secara virtual, Rabu (14/7). Ada hal menarik dari acara ini, yakni saat Presiden Jokowi berdialog dengan para siswa.
Salah satu perwakilan siswa, Kristanti dari SMA 39 Jakarta, memanfaatkan kesempatan dialog dengan bertanya mengenai pelaksanaan PPKM Darurat saat ini. Kristanti menanyakan apa alasan di balik diberlakukannya PPKM Darurat dan apa pengaruhnya dalam pengendalian penularan Covid-19.
Merespons pertanyaan ini, Presiden Jokowi pun menjelaskan latar pelaksanaan kebijakan PPKM Darurat. Jokowi menyampaikan, tujuan utama pelaksanaan PPKM adalah membatasi interaksi dan mobilitas masyarakat. Teorinya, ujar presiden, interaksi antarorang dan antarkelompok yang berkurang bisa mengurangi peluang penularan.
"Jadi ini PPKM mengurangi mobilitas, mengurangi pertemuan, mengurangi interaksi orang dengan orang, kelompok dengan kelompok sehingga mengurangi penyebaran covid-19. Dalam teorinya kalau mobilitas turun, interaksi antar orang turun, penyebaran juga dipastikan akan turun. Teorinya seperti itu," kata Presiden Jokowi.
Prinsip pelaksanaan PPKM ini, ujar presiden, tidak hanya dilakukan oleh Indonesia saja. Negara lain pun melakukan pembatasan mobilitas dengan beragam kebijakan, mulai dari penguncian wilayah atau lockdown hingga pembatasan yang ketat.
"Tapi intinya baik lockdown atau PPKM, mengurangi mobilitas, mengurangi pertemuan orang dengan orang. Intinya ke sana pembatasan itu," kata Presiden Jokowi.
Sebagai informasi, pelaksanaan PPKM darurat sudah berlangsung nyaris dua pekan. Namun penurunan mobilitas yang terjadi tidaklah signifikan. Pemerintah mencatat, penurunan mobilitas di Jawa dan Bali hanya berada di rentang 10-20 persen. Bahkan angka penambahan kasus Covid-19 terus-menerus mencatatkan rekor tertinggi, termasuk pada Selasa (13/7) kemarin dengan 47.899 kasus baru.