REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis buku dan psikiater Nova Riyanti Yusuf--yang akrab disapa NoRiYu--menyoroti rendahnya attention span (rentang perhatian) dalam peringatan Hari Buku Nasional. Inisiator RUU Kesehatan Jiwa itu mengungkapkan, sejak kecil dia sangat cinta membaca buku, sehingga saat dewasa bisa menuangkan ide-idenya dalam buku atau novel.
Nova mewarisi darah menulis dari pihak ibunya. Kakeknya bernama D. Suradji adalah pemilik percetakan dan penerbitan Haruman Hidup, sesepuh PWI, dan seorang Sastrawan Malioboro seperti tercantum dalam buku karya Farida Soemargono berjudul Sastrawan Malioboro: 1945 – 1960 Dunia Jawa dalam Kesusastraan Indonesia.
Bertepatan dengan Hari Buku Nasional, yang diperingati setiap 17 Mei, Nova menyinggung sebuah studi yang dikeluarkan oleh Microsoft. Disebutkan bahwa rata-rata manusia sekarang memiliki //attention span// (rentang perhatian) delapan detik.
Menurut dia, angka itu merupakan penurunan tajam dari rentang perhatian rata-rata 12 detik pada 2000. Dia beranggapan, angka itu menyebabkan juga menjadi penyebab minat baca yang menurun.
Jika diperhatikan Instagram, pakar-pakar, termasuk pakar kesehatan terbatas hanya memberikan informasi dengan Carousel, sehingga lebih singkat dan padat, untuk menghadapi realita rentang perhatian membaca yang sangat singkat. "Namun, masih banyak yang berminat membaca berbagai karya dengan beragam cara,” kata Nova dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/5).
Misalnya saja, ada orang yang menggunakan Kindle, ada yang tetap menyukai versi buku aslinya (paperback/hardcopy). Nova sendiri masih senang membaca dengan buku. Dia menggunakan, Kindle untuk buku-buku yang belum masuk ke Indonesia.
“Saya menargetkan untuk membaca buku novel atau memoar sebanyak satu buku per bulan,” ujar dia.
Di peringatan Hari Buku Nasional, Nova mengajak warga Indonesia untuk suka membaca buku. Dia juga menyarankan untuk membaca buku karya penulis-penulis Indonesia.