Jumat 23 Apr 2021 20:30 WIB

Sastrawan: Radhar Panca Budayawan yang Punya Pendirian Teguh

Radhar Panca memiliki “harga” sebagai budayawan.

Rep: Umi Nur Fadhillah/ Red: Friska Yolandha
Budayawan Radhar Panca Dahana membacakan puisi bersama Teater Kosong di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin (12/11).  Sastrawan dan budayawan Radhar Panca Dahana meninggal dunia pada Kamis (22/4) malam, pukul 20.00 WIB.
Foto: ANTARA
Budayawan Radhar Panca Dahana membacakan puisi bersama Teater Kosong di Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Senin (12/11). Sastrawan dan budayawan Radhar Panca Dahana meninggal dunia pada Kamis (22/4) malam, pukul 20.00 WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sastrawan Ahmadun Yosi Hefanda menyebut Radhar Panca Dahana sebagai sosok yang sangat teguh pada prinsip dan pendirian. Sastrawan dan budayawan Radhar Panca Dahana meninggal dunia pada Kamis (22/4) malam, pukul 20.00 WIB.  

“Radhar itu orang yang sangat teguh pada prinsip dan pendirian. Itu yang terlihat dari diskusi yang dia isi. Teguh sekali, yang dipertahankan kebenaran,” kata Ahmadun kepada Republika.co.id, Jumat (23/4).

Selain itu, menurut dia, budayawan kelahiran 26 Maret 1965 itu tak mau sesuatu yang ecek-ecek. Ahmadun menyebut Radhar Panca memiliki “harga” sebagai budayawan. Misalnya saja, Radhar pernah menolak penghargaan sastrawan di Tangerang Selatan.

“Dia teguh dalam bersikap, punya harga, tahu menghargai peran dia. Saya kira wajar, saatnya seniman punya harga. Kan selama ini dianggap recehan, bagaimana kesenian akan maju,” ujar Ahmadun.

Selain itu, menurut dia, Radhar Panca memiliki pemikiran yang bagus, tetapi terlalu visioner. Karyanya juga banyak. Ahmadun menganggap Radhar Panca menjaga kualitas sastranya sesuai sikapnya. Dia paling suka karyanya Lalu Waktu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement