Rabu 24 Mar 2021 22:58 WIB

Menular Mematikan, 75 Persen TB Terjadi di Usia Produktif

Menko PMK ungkap TB yang terjadi di usia produktif menyebabkan kerugian ekonomi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menko PMK Muhadjir Effendy.Muhadjir Effendy mengatakan, masalah TB bukan sekedar masalah kesehatan, akan tetapi berdampak signifikan terhadap masalah produktivitas sumber daya manusia Indonesia.
Foto: Dok. Kemenko PMK
Menko PMK Muhadjir Effendy.Muhadjir Effendy mengatakan, masalah TB bukan sekedar masalah kesehatan, akan tetapi berdampak signifikan terhadap masalah produktivitas sumber daya manusia Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan yang sampai sekarang menjadi penyakit paling menular dan sangat mematikan di dunia. Mengacu pada WHO Global TB Report tahun 2020, 10 juta orang di dunia menderita TB dan menyebabkan 1,2 juta orang meninggal setiap tahunnya. 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, masalah TB bukan sekedar masalah kesehatan, akan tetapi berdampak signifikan terhadap masalah produktivitas sumber daya manusia Indonesia.

Baca Juga

"Sebanyak 75 persen kasus TB terjadi pada usia produktif (15-54 tahun), dan 8,2 persen kasus TB menjangkit anak usia kurang dari 15 tahun," ujarnya saat menyampaikan sambutan dalam peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2021, yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan secara virtual, pada Rabu (24/3).

Lebih lanjut, dia menuturkan, orang yang menderita TB resisten obat atau Multi Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) akan kehilangan pendapatan sebesar 38 persen dan 70 persen. Dampak total kerugian ekonomi akibat TB adalah sekitar Rp 136,7 miliar per tahun.

"Ini menunjukkan bahwa TB punya pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas penduduk Indonesia," ujar Muhadjir.

Muhadjir menjelaskan, untuk memerangi permasalahan TB, Indonesia sudah menandatangani kesepakatan bersama dengan semua pemimpin dunia untuk mencapai eliminasi TB pada tahun 2030. Hal itu, dikatakannya, sejalan dengan target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDG’s) pada Sidang Umum PBB.

"Pada peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2021 ini, kembali kita ingatkan untuk mengevaluasi upaya-upaya yang telah kita lakukan pada tahun sebelumnya dan kembali menyatukan langkah, bahu membahu bergandeng tangan untuk bersinergi dan semakin menguatkan upaya kita memerangi TB ke depan," katanya.

Lebih lanjut, Menko PMK mengungkapkan, pendekatan kesehatan saja tidaklah cukup untuk menangani TB. Karena itu pemerintah juga tengah menyiapkan Perpres Penanggulangan TB di Indonesia dengan menekankan keterlibatan lintas sektoral.

"Kita akan segera menerbitkan peraturan presiden (Perpres) Penanggulangan TB yang sekarang masih dalam proses penandatanganan oleh Presiden," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement