Selasa 09 Mar 2021 12:23 WIB

Marzuki Alie Sebut Uang Rp 5 Juta untuk Operasional Peserta

Marzuki membantah desas-desus yang menyebut peserta KLB dijanjikan uang Rp 100 juta.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Marzuki Alie
Foto: antara
Marzuki Alie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatra Utara, Marzuki Alie, mengatakan, nominal uang sebesar Rp 5 juta wajar saja diberikan pada peserta yang hadir dalam KLB. Uang itu diberikan kepada peserta KLB hanya sebagai pengganti operasional. 

"Kalau menurut Jhoni Allen Marbun itu dana ops (operasional)," kata Marzuki kepada Republika.co.id, Selasa (9/3).

Marzuki membantah desas-desus yang menyebutkan para peserta KLB dijanjikan uang hingga Rp 100 juta jika hadir sekaligus mendukung Moeldoko. "Artinya isu suap itu hanya karangan," kata Marzuki.

Walau demikian, mantan ketua DPR itu meminta para peserta KLB bersyukur jika kehadiran mereka diganjar dengan uang. "Mereka datang enggak jelas berharap Rp 100 juta. Masih mending dikasih Rp 5 juta," ujar Marzuki.

Diketahui, salah satu peserta KLB Deli Serdang, Sumut, Gerald Piter Runtuthomas, yang sebelumnya merupakan Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kotamobagu mengungkap bahwa ia diimingi uang sebesar Rp 100 juta. Namun ia mengaku hanya menerima Rp 5 juta setelah acara tersebut.

Saat sejumlah peserta menyampaikan protesnya karena uang yang dijanjikan kurang, mereka kemudian dipanggil dan bertemu dengan mantan bendahara umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. Nazaruddin disebut menambah Rp 5 juta pada masing-masing peserta.

Adapun Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, menilai, tindakan para inisiator KLB itu tak bermoral karena menjanjikan uang pada peserta KLB. Menurutnya, upaya suap justru merendahkan marwah partai.

"Kami sangat menyayangkan perilaku tidak terpuji dan di luar batas-batas kepatutan seperti ini. Kehormatan dan kedaulatan serta kebesaran partai tidak bisa dibangun dengan cara-cara immoral seperti ini," ujar Herzaky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement