Selasa 06 Feb 2024 06:30 WIB

KSP Moeldoko Sebut Dekarbonisasi Peluang Indonesia Bangun Ekonomi Hijau

Dekarbonisasi menghasilkan manfaat ekonomi senilai Rp 7.000 triliun bagi RI pada 2060

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko.
Foto: ANTARA/Sigid Kurniawan
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko menekankan agar semua pihak memiliki kesadaran tentang pentingnya pembangunan rendah karbon atau dekarbonisasi. Hal itu demi mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

"Dekarbonisasi adalah peluang bagi Indonesia untuk membangun ekonomi hijau yang berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja baru," kata Moeldoko saat menerima audiensi Asosiasi Ahli Emisi Karbon Indonesia atau Association of Carbon Emission Expert Indonesia (ACEXI), dikutip dari siaran pers KSP di Jakarta, Selasa (6/2/2024).

Baca Juga

Laporan Bank Dunia berjudul Indonesia’s Low-Carbon Developmen Pathway pada 2022, menyebutkan, dekarbonisasi dapat menghasilkan manfaat ekonomi senilai Rp 7.000 triliun bagi Indonesia pada 2060. Hal itu berimbas pada peningkatan pendapatan, penciptaan lapangan kerja baru, dan pengurangan biaya kesehatan.

Bank Dunia juga menyatakan dekarbonisasi di Indonesia dapat menciptakan lapangan kerja baru sebanyak 11 juta pada 2060. Moeldoko mengakui tidak mudah untuk membangun kesadaran masyarakat terkait pentingnya dekarbonisasi karena cakupannya sangat luas.

Karena itu, sambung dia, ACEXI sebagai organisasi yang menaungi para ahli emisi karbon diharapkan bisa menjadi mitra strategis. Sekaligus, sambung dia, menjadi jembatan bagi pemerintah dalam mengedukasi masyarakat, terutama para pelaku ekonomi agar terlibat langsung dalam proses dekarbonisasi di Indonesia.

"Sebaiknya upaya yang akan dilakukan dituangkan dalam suatu rencana kerja yang membumi dan dapat diimplementasikan dalam jangka pendek. Jangan seperti mengecat langit," Moeldoko.

Dia juga menegaskan, kebijakan dan orientasi pembangunan Indonesia berpijak pada ekonomi hijau. Hal itu dibuktikan dengan adanya berbagai kebijakan yang berkaitan dengan pemulihan lahan rusak, pencegahan deforestasi, perbaikan pemetaan lahan, hingga percepatan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).

"Presiden juga mengamanatkan untuk memaksimalkan potensi kredit karbon di Indonesia. KSP juga bergerak soal ini, kita bentuk Tim Percepatan Implementasi Perdagangan Karbon," ujar Moeldoko.

Ketua Umum ACEXI, Lastyo Lukito, menyatakan pihaknya telah menginisiasi gerakan dekarbonisasi. Melalui gerakan tersebut, jelas dia, diharapkan bisa mendorong masyarakat semakin menyadari akan pentingnya transisi ekonomi hijau. "Salah satu yang kita siapkan, kita sudah bangun training sertifikasi dan lainnya," ucap Lastyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement