REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko mengatakan, ulama berperan penting dalam membangun bangsa. Ia mencontohkan peran KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama dan Pesantren Tebuireng yang tidak hanya bermanfaat bagi keluarga dan lingkungan, tapi juga negara.
"Teladan untuk negara beliau berperan menelurkan Resolusi Jihad, merumuskan dasar negara, meluruskan Piagam Jakarta yang menjadikan Indonesia kokoh hingga saat ini," kata Moeldoko dalam Halaqah Kebangsaan yang digelar Presidium Nasional Ikatan Keluarga Alumni Pesantren Tebuireng (Ikapete), di Trawas, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (27/1/2024).
Dalam siaran pers KSP, Ahad (28/1/2024), menurut Moeldoko, teladan KH Hasyim Asy’ari harus terus dijaga dan dilanjutkan oleh para alumni Pesantren Tebuireng yang saat ini berposisi dalam berbagai level. Bukan hanya sebagai follower, tapi juga harus bisa melampaui pencapaian gurunya.
"KH Hasyim Asy'ari lebih menyukai jika ada penerusnya yang dapat melaumpaui pencapaian beliau," ucap eks panglima TNI tersebut.
Moeldoko pun mengingatkan, saat ini, dunia selalu berubah dengan cepat, risikonya tinggi, kompleks, dan sering mengejutkan. Menghadapi fenomena tersebut, ia berpesan agar masyarakat, khususnya para alumni Pesantren Tebuireng harus mampu merajut ukhuwah, serta menjadi pemecah masalah, berpikir kritis, kreatif, dan menciptakan inovasi.
"Membangun negara itu tidak mudah, negara membutuhkan dukungan para ulama. Kontribusi ulama selalu dibutuhkan negara. Keluarga besar Tebuireng, NU, sudah membuktikan perannya untuk negara," jelas Moeldoko.
Dia juga ingin memastikan pemerintah selalu menempatkan pesantren pada posisi strategis. Hal itu dibuktikan dengan pemberian berbagai bantuan dan fasilitasi bagi pesantren, seperti inkubasi, program kemandirian ekonomi, dan pendidikan.
Untuk bantuan inkubasi, sambung dia, pemerintah sudah memberikan bantuan kepada 2.079 pesantren dengan nilai sebesar Rp 175 juga hingga Rp 400 juta. Sementara bantuan kemandirian ekonomi diberikan kepada ribuan pesantren dengan nilai sebesar Rp 300 miliar.
"Pemerintah juga memberikan bantuan pendidikan kepada pesantren dan para santri melalui Program Indonesia Pintar (PIP) dan Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB)," kata Moeldoko.