REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) diminta melakukan pendekatan yang berbeda untuk menyosialisasikan program-programnya kepada generasi muda. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, fakta bahwa mayoritas penduduk Indonesia saat ini disusun oleh kelompok usia muda tak boleh dikesampingkan dalam promosi program KB.
Berdasarkan sensus yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia adalah 270,20 juta jiwa. Generasi Z (berusia 8-25 tahun) merupakan populasi terbanyak dengan persentase 27,94 persen, sedangkan milenial (24-39 tahun) berada di posisi kedua dengan persentase 25,87 persen.
Dengan potensi bonus demografi pada kurun waktu 2025-2035, Jokowi mengatakan, BKKBN perlu melakukan cara-cara kampanye dan pendekatan yang lebih kreatif dan berbasis digital. Sebab, generasi muda dianggap sangat dekat dengan perkembangan teknologi informasi dan penggunaan gawai.
"Karena kelompok sasaran utama binaan bapak ibu adalah generasi muda, keluarga-keluarga muda yang lebih berkarakter digital. Semuanya punya gawai, gadget, HP, dan sering melihat HP dan aktif di media sosial. Metode komunikasi BKKBN juga harus berubah. Harus berkarakter kekinian," ujar Presiden Jokowi saat meresmikan Rakornas Program Bangga Kencana oleh BKKBN, Kamis (28/1).
Jokowi juga meminta BKKBN untuk menyampaikan informasi melalui platform dan media yang dijangkau generasi muda. Cara promosi yang lama serta pelaksanaan program yang kurang relevan diminta untuk diperbarui.
"Sehingga sampai pesan itu ke sasaran yang kita inginkan," kata presiden.
Selain itu, presiden juga mengingatkan BKKBN bahwa sosialisasi kependudukan dan keluarga berencana tak semata-semata terkait pengendalian jumlah anak dan jarak antarkelahiran, namun yang tak kalah penting adalah membangun ketahanan keluarga. Maksudnya, keluarga yang sehat, punya kemandirian ekonomi, mampu memenuhi pendidikan anak, dan tentunya bahagia.
"Mulai dari penanganan gizi, kualitas sanitasi, kualitas lingkungan, akses pendidikan, kesehatan, sampai juga terjaganya sumber-sumber pendapatan. Adalah pilar kesejahteraan dan ketahanan keluarga setiap keluarga Indonesia," ujar Jokowi.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, BKKBN telah melakukan rebranding terhadap 4 hal di lingkungan instansinya. Pertama, logo BKKBN diubah dengan konsep lebih kekinian dan bersahabat dengan keluarga muda.
Perubahan kedua, slogan 'dua anak cukup' diganti menjadi 'dua anak lebih sehat'. "Dua anak lebih sehat ini sangat objektif. Dan hasil penelitian di seluruh dunia hasilnya menyimpulkan dua anak lebih sehat. Dua anak cukup atau dua anak lebih baik dirasakan cukup subjektif," kata Hasto.
Perubahan ketiga, program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) pun beralih menjadi Bangga Kencana. Ini merupakan singkatan dari Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana.
"Ini mudah diingat dan direspons oleh pemda dan juga desa. Kampung KB yang semula kampung keluarga berencana kita ubah menjadi kampung keluarga berkualitas," kata Hasto.
Transformasi lain yang sedang dilakukan BKKBN, Hasto menambahkan, penerapan penilaian kinerja penyuluh hingga tingkat pengguna layanan BKKBN. Kualitas pelayanan juga ditingkatkan dengan menambah penyebaran dan jumlah alat kontrasepsi.