REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo sebagai ketua pelaksana untuk percepatan penurunan stunting. Kepada kepala BKKBN, presiden menargetkan agar bisa menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024.
Ia pun menilai target yang diberikan tersebut merupakan tantangan yang besar bagi BKKBN. Sebab selama lima tahun terakhir ini, kata Hasto, angka penurunan stunting tercatat masih sebesar 1,6 persen per tahun.
“Maka kami harus menaikkan percepatan menjadi 2,7 persen per tahun,” kata Hasto saat konferensi pers usai rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (25/1).
Hasto mengatakan, presiden meminta agar BKKBN meningkatkan kualitas manajemen dalam upaya penurunan angka stunting saat ini. “Arahan Presiden bahwa anggaran sudah jelas, pemetaan sudah jelas. Maka yang belum optimal adalah manajemennya. Arahan Presiden kepada kami harus meningkatkan kualitas manajemen ini,” kata dia.
Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 diperkirakan akan meningkatkan angka stunting. Kepada Presiden, Hasto juga menyampaikan, dalam empat tahun ke depan diproyeksikan akan terdapat sekitar 20 juta bayi baru yang lahir.
Angka stunting per 2019 tercatat masih relatif tinggi, yakni sebesar 27,6 persen. Ia mengatakan, diperkirakan akan ada sekitar tujuh juta anak yang dalam kondisi stunting.
“Tetapi di tahun 2024, kami harus menekan angka 7,2 juta menjadi hanya 3,4 juta. Ini tugas yang menantang,” ujar dia.
Menurut Hasto, untuk mencapai target penurunan angka stunting menjadi 14 persen, BKKBN pun harus mampu menekan angka stunting hingga 680 ribu anak tiap tahunnya. “Tanpa di bawah itu, maka capaian 14 persen akan sulit. Ini tugas yang tidak ringan. Kami harus siapkan struktur di BKKBN dan program kerja,” kata Hasto.