Senin 11 Jan 2021 16:40 WIB

KNKT Optimalkan Pencarian Kotak Hitam Sriwijaya Air

Sejak kemarin, pencarian kotak hitam terus dilakukan dengan menurunkan penyelam.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ratna Puspita
Helikopter EC 725 Caracal TNI AU terbang di atas KRI Rigel-933 saat pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1/2021). Operasi pertolongan dan pencarian kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada hari ketiga difokuskan pada pencarian di bawah permukaan laut, baik untuk jenazah penumpang, serpihan potongan bagian pesawat terbang, maupun kotak hitam.
Foto: ANTARA /Aditya Pradana Putra
Helikopter EC 725 Caracal TNI AU terbang di atas KRI Rigel-933 saat pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1/2021). Operasi pertolongan dan pencarian kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada hari ketiga difokuskan pada pencarian di bawah permukaan laut, baik untuk jenazah penumpang, serpihan potongan bagian pesawat terbang, maupun kotak hitam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus mengoptimalkan pencarian kotak hitam pesawat Sriwijaya Air nomor registrasi PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ 182. Kotak hitam sangat vital dalam investigasi kecelakaan pesawat  yang terjadi pada 9 Desember 2021.

“Kotak hitam ini sangat vital dalam investigasi. Kuncinya dari data yang ada, masih mengacu kepada kotak hitam,” kata Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono dalam konferensi pers di Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta, Senin (11/1). 

Baca Juga

Soerjanto mengatakan, sejak kemarin (10/1) sore, pencarian kotak hitam terus dilakukan dengan menurunkan penyelam. Dia mengatakan, KNKT juga turut menurunkan sejumlah alat untuk membantu penyelam dalam mencari kotak hitam. 

Dia mengatakan, tim juga sudah membuat penandaan untuk mempersempit keberadaan kotak hitam yang sinyalnya sudah diketahui. “Mudah-mudahan hari ini bisa ditemukan kedua kotak hitam itu,” ujar Soerjanto. 

Setiap pesawat memiliki dua kotak hitam, yakni flight data recorder (FDR) yang berisi rekaman data perjalanan pesawat. Kedua, yakni cockpit voice recorder (CVR) berisi rekaman data percakapan pilot di dalam kokpit.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan mengenai kronologi pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ 182 rute Jakarta-Pontianak dengan nomor registrasi PK-CLC yang hilang kontak pada Sabtu (9/1). Budi mengatakan pesawat tersebut lepas landas pada pukul 14.36 WIB.

“Pukul 14.37 WIB masih (berada di ketinggian) 1.700, kontak diizinkan naik ke ketinggian 29 ribu kaki dengan mengikuti standar instrumen,” kata Budi dalam konferensi video, Sabtu (9/1) malam.

Budi melanjutkan, pada pukul 14.40 WIB, petugas ATC di Jakarta melihat dalam pantauannya pesawat tersebut tidak terbang ke arah yang sesuai atau 075 derajat. Budi mengatakan, pesawat tersebut justru mengarah ke barat laut.

“Karenanya ditanyakan ATC untuk melaporkan arah pesawat. Tidak lama kemudian, dalam hitungan detik SJ 182 hilang dari radar,” ujar Budi.

Setelah itu, Budi menuturkan, manajer operasi ATC di Bandara Soekarno-Hatta langsung berkoordinasi dengan Basarnas. Begitu juga berkoordinasi dengan bandara tujuan dan instansi terkait. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement