Senin 05 Oct 2020 14:28 WIB

Biden Kian Unggul Setelah Trump Positif Covid-19

Jajak pendapat Reuters/Ipsos, menyatakan Joe Biden kian unggul atas Donald Trump.

 Gambar selebaran yang disediakan oleh Gedung Putih menunjukkan Presiden AS Donald Trump bekerja di ruang konferensi saat menerima perawatan setelah dinyatakan positif Covid-19 di Walter Reed National Military Medical Center di Bethesda, Maryland, AS, 3 Oktober. 2020. Presiden berada di Walter Reed untuk perawatan setelah dinyatakan positif Covid-19 pada 02 Oktober. (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/JOYCE N. BOGHOSIA
Gambar selebaran yang disediakan oleh Gedung Putih menunjukkan Presiden AS Donald Trump bekerja di ruang konferensi saat menerima perawatan setelah dinyatakan positif Covid-19 di Walter Reed National Military Medical Center di Bethesda, Maryland, AS, 3 Oktober. 2020. Presiden berada di Walter Reed untuk perawatan setelah dinyatakan positif Covid-19 pada 02 Oktober. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Lintar Satria, Dwina Agustin, Fergi Nadira, AP, Reuters

Kondisi Donald Trump yang telah terkonfirmasi positif Covid-19 ternyata berpengaruh terhadap tingkat keterpilihannya di Pilpres AS. Dalam jajak pendapat Reuters/Ipsos, calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden kian unggul dibandingkan Trump.

Baca Juga

Dalam jajak pendapat yang dirilis Ahad (4/10), menunjukkan, Biden unggul 10 poin dibandingkan Trump. Sedikit lebih tinggi dibandingkan dua bulan sebelumnya.

Sekitar 65 persen warga Amerika mengatakan, Trump tidak akan terinfeksi virus corona bila ia menanggapinya dengan lebih serius.  Sekitar 55 persen mengatakan, mereka tidak yakin Trump mengungkapkan informasi yang benar mengenai virus corona.

Tim kampanye Trump berjanji Wakil Presiden Mike Pence yang akan melanjutkan jabatan presiden bila Trump tidak bisa melakukan tugasnya akan berkampanye dengan 'agresif' pada pekan ini. Begitu pula dengan tiga anak tertua Trump.

"Kami tidak bisa diam saja di rubanah atau menutup ekonomi tanpa batas waktu, kami harus melakukannya secara langsung," kata penasihat senior kampanye Trump, Jason Miller di stasiun televisi ABC, Senin (5/10).  

Di sisi lain, calon presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, menawarkan simpati kepada Presiden Donald Trump atas diagnosis virus corona. Dia memanfaatkan momen itu sebagai pengingat krisis kesehatan dunia yang telah melanda negara itu dengan sangat keras.

Setelah Gedung Putih mengumumkan Trump akan menghabiskan beberapa hari di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed, tim kampanye Biden mengatakan akan menghapus iklan negatifnya. Setelah itu, Biden mengatakan warga AS harus bersatu sebagai sebuah bangsa.

Berbicara dari sebuah tempat parkir aula serikat pekerja di Michigan, sambil mengenakan masker, Biden mengatakan diagnosis Trump adalah pengingat bahwa AS harus menangani virus corona dengan serius. "Ini tidak akan hilang secara otomatis," ujarnya.

Biden telah lama menunjukkan sikap kontras dengan Trump dalam hal substansi dan gaya dalam menanggapi virus yang telah menewaskan lebih dari 205 ribu orang AS. Dia mengeluarkan banyak rencana untuk menangani kesehatan masyarakat dan implikasi ekonomi dari pandemi.

Sedangkan Trump, sebagian besar telah menyerahkan kepada pejabat negara bagian dan lokal untuk membuat pedoman sendiri dalam menanggani Covid-19. Dia pun sering berbeda pendapat dengan para ahli kesehatan di AS.

Selama kampanye, Biden mengambil pendekatan sederhana untuk kampanye tatap muka, sebagian besar menjaga jadwal yang lebih sedikit dari acara-acara kecil yang berjarak secara sosial. Dia sangat mematuhi rekomendasi kesehatan masyarakat negara bagian dan lokal mengenai masker.

Sementara itu, Trump selalu melanjutkan aksi pertemuan berskala besar di mana banyak dari para pesertanya tidak memakai masker. Trump pun kerap mengolok-olok keputusan Biden untuk mengenakan masker di depan umum.

Menyusul terkonfirmasinya status positif Covid-19 Trump, debat calon wakil presiden AS antara Wakil Presiden dari Partai Republik Mike Pence dan Senator Demokrat AS Kamala Harris masih akan terus berlanjut pada 7 Oktober mendatang. Komisi  Debat mengatakan, debat cawapres akan tetap dilangsungkan.

Dilansir Channel News Asia, Pence dan Harris mengumumkan secara terpisah pada Jumat (2/10) bahwa mereka telah dites negatif untuk Covid-19. Sebuah sumber di Komisi Debat Presiden, yang mengawasi acara tersebut, mengatakan, tidak ada rencana untuk membatalkan debat calon wakil presiden di Utah pada Rabu.

Selasa pekan lalu debat perdana calon presiden AS untuk memilih presiden AS November mendatang telah dilalui. Debat pertama berjalan sengit mulai dari menyampaikan argumen menyoal berbagai bidang hingga saling mengkritik.

Tiga hari usai debat, presiden Trump dan istrinya Melania dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Semetara Pence dan istrinya langsung dites karena sempat bersama dalam satu ruangan dengan Trump saat debat, namun Pence dan istrinya dites negatif Covid-19.

Kondisi Trump

Dokter-dokter yang merawat Donald Trump dilaporkan memberikan Trump deksametason, obat kortikosteroid yang biasanya digunakan untuk kasus Covid-19 yang berat. Dr. Brian Garibaldi menerangkan, deksametason adalah obat untuk merespons turunnya level oksigen dalam darah.

"Ia menerima dosis pertamanya kemarin dan rencana kami melanjutkannya hingga saat ini," kata Garibaldi, dalam konferensi pers dokter-dokter yang merawat Trump di rumah sakit Walter Reed National Military Medical Center, Senin (5/10).

Infectious Disease Society of America mengatakan, penelitian menunjukkan, deksametason meningkatkan daya tahan pasien Covid-19 yang sakit parah atau kritis serta membutuhkan oksigen tambahan. Tetapi, tidak boleh diberikan pada pasien dengan gejala ringan karena menurunkan kemampuan tubuh melawan virus.  

Dokter-dokter lain mengatakan, Trump juga mendapatkan obat eksperimental Cov2 dari Regeneron, serta vitamin D, zinc, famotidin, melatonin dan aspirin. Dokter berusaha agar Trump bersedia makan dan minum.

"Rencana kami hari ini membuatnya makan dan minum, bangun dari tempat tidur sebisa mungkin untuk bergerak," kata Garibaldi.  

Pada Sabtu (3/10), Trump merilis video berdurasi empat menit di media sosial. Dalam video tersebut Trump mengatakan 'tes sesungguhnya' akan terjadi beberapa hari ke depan.

"Saya kira tes sesungguhnya terjadi pada beberapa hari ke depan, jadi kami akan melihat apa yang akan terjadi pada beberapa ke depan," kata Trump duduk di depan bendera Amerika Serikat.

Pada Ahad (4/10) pagi dan petang ia mengucapkan terima kasih pada pendukungnya. "Saya benar-benar mengapresiasi semua fan dan pendukung yang berada di luar rumah sakit," cicit Trump.

Pejabat pemerintah mengungkapkan pernyataan yang berbeda dari para dokter. Sehingga, belum diketahui dengan pasti seberapa parah sakitnya Trump.

"Saya mencoba mencerminkan sikap optimistis tim dan presiden mengenai penyakit yang diidapnya, saya tidak ingin memberikan informasi yang mungkin mengarahkan perjalanan penyakitnya ke arah yang berbeda dan saat melakukan itu, hasilnya kami mencoba menyembunyikan sesuatu, yang mana tidak benar," kata dokter presiden AS, Dr. Sean Conley.

Adapun Melania, seusai dinyatakan positif Covid-19, ia mengatakan dirinya dan presiden baik-baik saja. Melania mengatakan ia dan Presiden AS Donald Trump akan menjalani proses karantina.

"Kami merasa baik-baik saja dan saya sudah menunda semua janji di masa depan, mohon pastikan Anda aman dan kami akan melalui ini semua bersama-sama," cicit Melania di Twitter, Jumat (2/10).

photo
Trump Melawan Isu Pengemplangan Pajak - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement