Rabu 05 Aug 2020 09:15 WIB

Piala Menpora Esports 2020, Oase Kompetisi di Tengah Pandemi

Event esports justru tidak terpengaruh akibat pandemi virus corona.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto.
Foto: republika/Afrizal Rosikhul Ilmi
Sesmenpora Gatot S Dewa Broto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI memperkenalkan Piala Menpora Esports 2020 yang akan dimulai pada Agustus hingga Oktober mendatang. Ajang ini dinilai sebagai oase kompetisi olahraga di tengah pandemi Covid-19.

Sekretaris Kemenpora RI, Gatot S Dewa Broto mengatakan, pandemi Covid-19 sangat berdampak pada ajang olahraga. Namun, Gatot menegaskan esports justru tidak terpengaruh akibat wabah virus.

"Dampak pandemi virus corona begitu dahsyat.Tapi ada keberkahan untuk esports. Olahraga ini unik karena bisa digelar dengan atau tanpa penonton. Kami tidak putus asa terhadap esports dan kami mendukung sepenuhnya," kata Gatot kepada wartawan, Selasa (4/8).

Gatot menyampaikan, pemerintah juga sedang mendiskusikan regulasi tentang olahraga yang berbasis teknologi, termasuk esports. Saat ini, dialog sudah dijalin bersama DPR RI terkait keolahragaan nasional.

"Esports memang belum disebutkan dalam regulasi. Jadi akan kami masukkan dalam regulasi keolahragaan nasional untuk menjawab ketidakpastian publik. Mungkin tidak langsung disebutkan esports-nya, tapi mungkin olahraga dengan teknologi baru," jelas Gatot.

Melalui Piala Menpora Esports 2020, Kemenpora ingin menjadi jawaban terkait tanda tanya besar terhadap esports. Menurut Gatot, esports sudah bisa disebut olahraga karena butuh kondisi fisik yang prima dan intelegensia tinggi. Kemudian ada nuansa persaingan atau kompetisi.

Gatot memastikan, pihaknya tidak akan abai terhadap esports terkait payung hukum. Untuk itu, pemerintah pusat akan terus berdialog dengan seluruh pemangku kebijakan agar esports menjadi olahraga yang diakui melalui regulasi.

Ketua Panitia Piala Menpora Esports 2020, Giring Ganesha mengatakan, kompetisi ini adalah inisiatif Menpora RI, Zainudin Amali.Panitia menargetkan peserta kompetisi mencapai 10 ribu orang di dalam 2.500 tim. Kalangan pelajar dan mahasiswa menjadi sasaran penyelenggara untuk ajang ini. "Saat ini sudah 60 persen kuota pendaftaran terpenuhi," kata Giring, mantan vokalis grup musik Nidji.

Giring berharap, Piala Menpora Esports 2020 menjadi wadah baru olahraga berbasis teknologi agar semakin banyak atlet Indonesia yang bisa juara di event internasional. Sebab, wakil Nusantara berkali-kali memenangkan kejuaraan dunia dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. "Pendaftaran dibuka 1 Agustus, kami akan mulai pada 17 Agustus. Tapi ajang utamanya pada awal Oktober," katanya.

Giring berpendapat, esports merupakan salah satu potensi besar dalam dunia olahraga karena berbasis teknologi. Selain prestasi internasional, ia mengatakan atlet esports juga dapat sukses dalam persoalan finansial. "Gaji atlet esports juga besar karena selain atlet, mereka biasanya juga menjadi influencer esports," jelasnya.

Hal itu disetujui oleh Co-Founder Evos Esports, Hartman Harris. Ia mengungkapkan, pendapatan seorang atlet esports bisa menyentuh angka miliaran rupiah. Untuk karier, gaji atlet setidaknya di atas UMR. "Kemudian ada juga endorsement yang dapat penghasilan dari brand sponsor. Kalau dari segi penghasilan satu bulan, mungkin (atlet esports mendapat) Rp 3,5 juta sampai Rp 1 miliar per bulan," jelasnya.

Namun, Hartman mengatakan, untuk menjadi atlet esports dengan penghasilan besar butuh kerja keras dan pengorbanan besar. Sebab ia menyampaikan, setiap atlet wajib mengikuti program latihan ketat dan khusus, termasuk aspek fisik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement