REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Himpuan Minat dan Profesi Ruminansia Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University menggelar Ruminant Action Project (RAP) 2020. Rangkaian pertama dari acara ini diselenggarakan dalam bentuk Webinar via Google Meet sekaligus disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Himpro Ruminansia, Sabtu (25/7)
Webinar ini mengangkat tema "Peran Mahasiswa dalam Pelaksanaan Kurban yang Aman di Masa Pandemi COVID-19" dan menghadirkan narasumber Dr drh Hasim DEA dan drh Supratikno, MSi, PAVet.
“Webinar ini diharapkan dapat memberikan banyak ilmu maupun manfaat bagi para peserta karena semua aspek dalam melaksanaan syariat kurban dikupas dalam webinar ini,” kata Prof drh Srihadi Agungpriyono, PhD, PAVet(K), dekan FKH IPB University dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Dalam pemaparannya, Dr drh Hasim, DEA, dosen IPB University dari Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) sekaligus bagian dari Tim Ahli Produk Halal LP-POM MUI Jakarta, menyampaikan materi tentang Syariat Qurban dan Mudlorot Pelaksanaan Kurban di Masa Pandemi Covid-19. Termasuk di dalamnya tentang syarat hewan yang sudah bisa dikurbankan baik secara Islam maupun secara ilmiah. Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan fatwa MUI tentang penyembelihan hewan kurban di masa pandemi Covid-19.
Sementara, drh Supratikno MSi, PAVet, dosen Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi FKH IPB memaparkan tentang tatacara penyembelihan hewan kurban yang syar'i di masa pandemi. Salah satunya adalah materi tentang teknik merobohkan sapi saat berkurban, ia mengkaitankannya dengan posisi tali yang melilit sapi ternyata sengaja ditujukan untuk menekan ramus dorsal dari nervus vertebralis sehingga mampu melemaskan sapi sehingga bisa roboh dengan baik.
Adapun Dr med Vet Drh Denny Widaya Lukman, MSi selaku dosen IPB University dari Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet FKH serta Komisi Ahli Keswan Kesmavet Karantina Pertanian Kementerian Pertanian memaparkan tentang penanganan daging kurban yang higienis setelah disembelih.
Berdasarkan OIE, ungkap Denny, belum ada bukti risiko atau studi eksperimental yang mengindikasikan hewan penghasil pangan berperan dalam penyebaran Covid-19. "Dari tahun ke tahun, kami siap membantu pemerintah memantau penyembelihan hewan kurban sehingga didapat daging kurban yang aman dan sehat," tutur Dr Denny.