REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 merekomendasikan pekerja sebisa mungkin tetap melakukan pekerjaannya dari rumah (WFH) bagi pekerja yang memang pekerjaannya bisa dilakukan di rumah tanpa harus ke kantor. Langkah itu diharapkan dapat menghindari penularan Covid-19 di lingkungan perkantoran.
"Jika pekerjaan bisa dilakukan dengan WFH, maka sebisa mungkin lakukan WFH," kata salah satu Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Dr Dewi Nur Aisyah dalam keterangannya di Graha BNPB Jakarta, Rabu.
Dia mengungkapkan, peningkatan penularan kasus Covid-19 di perkantoran meningkat hampir 10 kali lipat pada masa PSBB transisi dibandingkan pada masa PSBB. Sebelum 4 Juni atau pada masa PSBB, jumlah kasus positif di perkantoran sebanyak 43 orang, sedangkan pada periode 4 Juni sampai dengan 26 Juli kasus bertambah 416 orang atau 9,6 kali lipatnya.
"Ini kita waspadai, bagaimanapun dan di mana pun berada tetap pastikan protokol kesehatan," jelas Dewi.
Apabila tetap harus bekerja di kantor, menurut Dewi, pastikan kapasitasnya hanya 50 persen atau atur waktu shif masuk kantor dan WFH antarkaryawan. Selain itu, juga lakukan shif kedatangan dengan jeda 1,5 jam hingga dua jam.
Dewi juga sangat menyarankan untuk membawa bekal sendiri agar tidak terjadi penumpukan pekerja yang makan siang di kantin. Kantor juga harus dipastikan menerapkan protokol kesehatan dan menyediakan fasilitas untuk menunjang penerapan protokol kesehatan.
Dewi merekomendasikan manajemen kantor melakukan disinfeksi lingkungan kantor secara berkala, misalnya seminggu dua kali dan dilakukan secara rutin. Kantor juga harus transparan dalam menyampaikan kondisi perkantoran.
Untuk pekerja yang menggunakan transportasi umum harus tetap waspada selama perjalanan. Dewi mengingatkan agar ketika sampai di rumah segera membersihkan tubuh dengan mandi dan berganti pakaian.