REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (Dirut LPP TVRI) Iman Brotoseno mengatakan akan mengajak publik berpartisipasi dalam penyelenggaraan siaran serta partisipasi dalam pengawasan organisasi media TVRI. Ia meyakinkan bahwa tujuannya mengikuti rekrutmen menjadi dirut TVRI bukanlah untuk kepentingan politik dan kelompok.
"Percayalah, saya mengikuti semua proses rekrutmen yang berat ini selama untuk kepentingan bangsa, kepentingan publik, bukan politik apalagi kelompok. Saya akan menekan partisipasi publik ini yang menjadi ciri utama serta membedakan TVRI dari jenis lembaga penyiaran yang lain," ujar Iman dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu (27/5).
Iman tak menampik bahwa dalam era digital seperti sekarang, ia tidak akan bisa menutupi siapa dirinya. "Sejak awal saya tegaskan takkan pernah berbohong kepada publik. Semua bisa dilihat dalam jejak digital," kata Iman.
Namun, sebagaimana misinya meningkatkan partisipasi publik, Iman akan mendorong keterlibatan publik termasuk dalam pengawasan bagaimana dirinya menjalankan roda bisnis TVRI. Sebagai LPP, pendapatan TVRI saat ini memang sebagian besar bersumber pada anggaran negara.
Memang karena alasan itu, TVRI tidak harus bersaing dengan TV Swasta untuk meraup profit. Namun, Iman mengatakan, permasalahan klasik LPP TVRI saat ini, yaitu dianggap sulit untuk bersaing dalam menjangkau audiensnya yang terus bergerak sesuai perkembangan zaman.
Padahal, Lembaga Penyiaran Publik pun harus tetap memastikan programnya sampai kepada masyarakat dan mendapatkan perhatian publik (public awareness). Sebab, bagi negara, penyiaran publik bisa menjadi alat untuk mempercepat akses masyarakat terhadap pendidikan dan budaya, mengembangkan ilmu pengetahuan, serta memperlancar interaksi antar-warga.
Selain itu, dalam menghadapi Covid-19 yang terjadi secara global, TVRI harus terus bekerja keras memberikan informasi terbaik kepada publik. TVRI harus menjadi salah satu garda terdepan bersama dengan berbagai pihak sampai pandemi virus corona baru ini berakhir.
"Maka diperlukan keterlibatan publik dengan tingkat yang lebih luas, lebih dari sekedar akses tapi juga terlibat dalam proses produksi dan juga dalam pengelolaan dan perencanaan sistem komunikasi," ujar Iman.
Ia mengatakan dalam lembaga penyiaran publik, masyarakat sipil dan demokrasi merupakan konsep yang terkait satu dengan yang lain. Keberadaan penyiaran publik didorong oleh filosofi yang menganggap khalayak sebagai khalayak aktif (active citizen).
Penyiaran publik secara ideal akan memberikan ruang publik untuk memungkinkan warga berdiskusi bersama secara rasional tentang kehidupan publik tanpa intervensi dari negara dan pasar demi membangun konsensus bersama. Untuk itu, dia pun mengajak kepada semua pihak, terutama seluruh karyawan TVRI, agar mau membuktikan diri mampu bekerja secara tim (team work), profesional, independen dan berpihak kepada publik.
"Saya percaya kita bersama-sama akan mewujudkan mimpi kita bersama, yakni menjadikan LPP TVRI menjadi TV Publik yang berintegritas, dipercaya sekaligus menjadi penyiaran berkelas dunia (world class broadcaster)," tutup Iman.