REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan pergerakan dan aktivitas sosial masyarakat untuk berada di luar rumah, termasuk ke pasar tak bisa dilarang sepenuhnya selama pelaksanaan PSBB. Sebab, konsep PSBB yakni untuk mengatur mobilitas sosial pergerakan manusia.
“Pergerakan sosial, aktivitas sosial keluar rumah, berada di lingkungan, berada di pasar, berada di tempat-tempat pertumbuhan ekonomi misalnya, kemudian melintas batas pemerintahan. Ini menjadi sesuatu yang tidak mungkin untuk kemudian dicegah sepenuhnya,” jelas Yurianto saat konferensi pers, Jumat (22/5).
Namun, Yuri mengingatkan, penularan penyakit akan terus bergerak bersamaan dengan pergerakan manusia. Karena itu, upaya pencegahan penyebaran virus corona ini juga perlu kerja sama dan koordinasi yang baik antardaerah.
Sebab, aktivitas dan pergerakan sosial masyarakat sering kali juga harus melintas batas administrasi pemerintahan. Berdasarkan catatan kasus Covid-19, puluhan ribu masyarakat yang terinfeksi corona disebabkan oleh pergerakan dan aktivitas sosial masyarakat.
“Oleh karena itu, mari kita sama-sama menyadari betul bahwa pergerakan apa pun alasannya apabila tidak diperlukan sama sekali sebaiknya tidak dilakukan. Apalagi mudik,” kata dia.
Situasi pandemi saat ini, lanjutnya, berbeda dari kondisi sebelumnya sehingga masyarakat harus memperhatikan ancaman kesehatan dari setiap aktivitas yang dilakukan di luar rumah. Yurianto pun mengajak masyarakat agar tetap bersabar dan bersama-sama menghadapi ancaman virus corona ini.
In Picture: Pasar Minggu Membludak, Jaga Jarak Diabaikan
Pada Jumat (22/5), Yurianto mengumumkan penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 634 orang. Angka ini menurun dibandingkan penambahan pada Kamis (21/5), sebanyak 973 orang dalam satu hari.
Kendati begitu, penambahan di atas 600 per hari masih menunjukkan laju penularan Covid-19 masih cukup tinggi. Total sampai Jumat (22/5), kasus positif Covid-19 sudah mencapai 20.796 orang.
Penambahan kasus terbanyak masih disumbang oleh Provinsi Jawa Timur, dengan 131 orang dalam satu hari terakhir. Kemudian diikuti DKI Jakarta dengan penambahan 99 kasus, Sulawesi Selatan dengan penambahan 71 kasus, dan Jawa Barat dengan 40 kasus tambahan dalam satu hari.
"Ini semuanya menggambarkan, penularan masih terjadi. Bahwa di luar masih ada sumber penularnya. Bahwa di luar masih ada kelompok masyarakat yang rentan tertular. Bahwa masih ada hal-hal yang memungkinkan terjadinya penularan," ujar Yurianto.
Selain itu, pemerintah juga mencatat ada penambahan jumlah pasien sembuh sebanyak 219 dalam satu hari terakhir. Jumlah pasien yang dinyatakan sembuh sampai saat ini mencapai 5.057 orang. Sedangkan pasien yang meninggal dunia bertambah 48 orang, menjadi total 1.326 orang.
Perkembangan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) juga dirilis pemerintah. Per hari ini, jumlah ODP yang masih secara aktif dipantau sebanyak 47.150 orang. Sementara jumlah PDP yang masih diawasi secara aktif sebanyak 11.028 orang.