Selasa 05 May 2020 05:59 WIB

Pandemi Covid 19, PAN: Pemerintah Harus Utamakan Rakyat

Sekjen PAN menyayangkan rencana kedatangan 500 TKA asal China ke Sulawesi Tenggara.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bayu Hermawan
Yandri Susanto
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Yandri Susanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR Yandri Susanto menyayangkan rencana kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal China ke Sulawesi Tenggara. Padahal menurutnya, saat ini seharusnya pemerintah lebih mengutamakan rakyatnya di tengah pandemi Covid 19.

"Saya katakan pemerintah harus mengutamakan rakyatnya sendiri yang hari ini banyak di PHK. Jangan mem-PHK rakyat tapi justru memasukan tenaga rakyat dari China," ujar Yandri saat dihubungi, Senin (4/5).

Baca Juga

Menurutnya, aneh jika pemerintah memberikan izin kepada TKA asing masuk ke Indonesia saat ini. Apalagi mereka berasal dari China, yang notabenenya disebut-sebut sebagai negara asal virus corona. "Masa sih rakyat dilarang keluar rumah, tapi kita masukan tenaga kerja dari China yang sumber utama virus corona," ujar Yandri.

Untuk itu, ia mendesak pemerintah untuk tak mengizinkan masuknya TKA asing. Serta, mengutamakan sumber daya manusia dalan negeri untuk mengisi pos-pos pekerjaan yang ada. "Kita minta sekali itu dibatalkan kalau tidak dibatalkan saya yakin rakyat bisa marah, karena mereka makannya susah," ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal mencurigai, dari sisi jumlah TKA yang mencapai 500 orang patut diduga ini adalah pekerja kasar (unskill workers). Apalagi perusahaan nikel tempat tujuan TKA tersebut sudah bertahun-tahun beroperasi di Indonesia.

Ia berpendapat, tidak masuk akal kalau tidak ada orang Indonesia yang tak mampu atau bersedia menempati posisi tersebut. Apalagi di tengah situasi saat ini. "Semakin menyakitkan, sampai saat ini belum terlihat upaya sungguh-sungguh dari pemerintah untuk mencegah agar tidak terjadi PHK," ujar Said.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement