REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tindakan sebagian masyarakat yang nekat mudik, bahkan sampai mencoba mengelabui razia petugas, dinilai sebagai tindakan yang egois. Pemerintah daerah (Pemda) diminta untuk bersiaga jika di daerahnya terjadi penyebaran virus akibat pemudik nakal tersebut.
"Itu nyata-nyata tindakan yang sangat egois, tidak berpikir keselamatan diri sendiri, apalagi mementingkan keselamatan orang yang ditemui selama perjalanan, dan keluarga di desa," jelas Wakil Ketua Umum PKPI, Keke Parawansa, dalam keterangannya, Jumat (1/5).
Ia menyebutkan, saat ini muncul kecenderungan arus penyebaran Covid-19 mulai bermigrasi dari Jabodetabek ke daerah-daerah lainnya. Jika hal itu diperparah dengan mudik, maka bukan tidak mungkin akan menyebabkan gelombang penyebaran yang lebih masif dan sulit untuk dikontrol. Pemda pun diminta untuk bersiaga akan hal itu.
"Pemerintah daerah sudah harus siaga, apabila terjadi pandemi di daerahnya akibat pemudik nakal. Mengingat rumah sakit (RS) dan fasilitas kesehatan yang terbatas di daerah, terutama ketersediaan unit ventilator yang dibutuhkan saat penderita dalam tahap kritis," terangnya.
Menurut Keke, pemerintah telah mendistribusikan hampir 8.500 ventilator ke 2.867 RS seluruh Indonesia, di mana mayoritas RS di Pulau Jawa. Jika dihitung, setiap RS tersebut hanya memperoleh dua sampai tiga unit ventilator. Ia menilai, itu tentu masih di bawah jumlah ideal dari kebutuhan darurat.
Dia mengatakan, kesadaran masyarakat yang besar serta gerakan membantu pemerintah diperlukan untuk menghentikan wabah Covid-19 ini. Menurut dia, oknum yang masih mencoba mudik sebaiknya ditindak tegas. Apabila sudah berada di desa, maka oknum tersebut harus benar-benar dikarantina.
"Kalau ketahuan sudah di desa, harus di karantina, kalau perlu di jauhkan oleh tetangga. Jangan jadi pemudik nekat, kecuali mau cepat-cepat lihat akhirat!" ungkap dia.