REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan dirinya memahami keputusan yang diambil dua staf khususnya, Belva Devara dan Andi Taufan, untuk mundur dari jabatan mereka. Belva dan Andi menyampaikan surat pengunduran diri mereka kepada Presiden Jokowi per 17 April 2020 lalu.
"Saya memahami kenapa mereka mundur, Saudara Belva Devara dan Andi Taufan. Mereka anak-anak muda yang brilian, yang cerdas, dan memiliki reputasi serta prestasi yang sangat baik," ujar Presiden di Istana Merdeka, Jumat (24/4).
Jokowi menuturkan, sejak awal dirinya ingin adanya keterlibatan anak muda seperti para staf khusus milenial yang ia tunjuk untuk ikut belajar dan berperan di dalam pemerintahan dan tata kelola negara. "Sebetulnya saya ingin mereka tahu mengenai pemerintahan dan kebijakan publik," kata Presiden.
Presiden pun menyampaikan bahwa selama menjalankan tugasnya, baik Belva dan Andi telah banyak membantu Presiden. Yakni, dengan memberikan gagasan inovasi di berbagai sistem pelayanan publik agar menjadi lebih cepat dan efektif.
"Mereka telah banyak membantu saya bersama-sama dengan staf khusus lainnya dalam membuat inovasi di berbagai sistem pelayanan publik sehingga lebih cepat dan efektif," ujar Jokowi.
Selain itu, presiden juga mendoakan kedua mantan staf khususnya agar sukses di bidang masing-masing yang selama ini telah digeluti. "Saya meyakini, insyallah, mereka akan sukses di bidang masing-masing. Belva di bidang pendidikan dan Andi Taufan di bidang tekfin keuangan mikro dan usaha kecil," kata Jokowi.
Seperti diketahui, Belva dan Andi merupakan dua dari tujuh staf khusus milenial yang diangkat Presiden Jokowi pada 21 November 2019 lalu. Per pekan ini, keduanya resmi tidak lagi menjabat sebagai stafsus presiden dan kembali ke bidang yang mereka geluti sebelumnya.
Belva, yang juga CEO Ruang Guru, menyatakan pengunduran dirinya terlebih dulu. Pro kontra mengenai dugaan konflik kepentingan memang sempat memanas setelah program Kartu Prakerja digulirkan pemerintah. Perusahaan yang dirintis Belva, Ruang Guru, merupakan salah satu mitra yang dipilih pemerintah dalam program Kartu Prakerja.
Polemik yang muncul di balik penunjukan Ruang Guru sebagai mitra Kartu Prakerja inilah yang menjadi salah satu latar belakang mundurnya Belva dari stafsus presiden. Dalam surat pengunduran dirinya, Belva kembali menegaskan bahwa tidak ada keterlibatan dirinya yang memunculkan konflik kepentingan.
Sedangkan Andi terlibat kontroversi dalam surat yang ditujukan kepada para camat di berbagai daerah untuk bekerja sama dengan perusahaan yang dipimpinnya, PT Amartha Mikro Fintek (Amartha). Surat berkop Sekretariat Kabinet yang ditandatangani Andi selaku Staf Khusus Presiden itu dinilai tidak pantas. Andi pun kemudian meminta maaf kepada publik karena sudah menyalahi prosedur.