Jumat 24 Apr 2020 18:57 WIB

Gus Yaqut: Bubarkan Saja Stafsus Milenial, Tidak Berfaedah

Presiden dinilai sudah memiliki pembantu hebat di tingkat menteri.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas yang juga anggota Komisi II DPR saat ditemui wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (4/12).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas yang juga anggota Komisi II DPR saat ditemui wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (4/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PKB Yaqut Cholil Qoumas menyebut Staf khusus Millenial Presiden RI sebaiknya dibubarkan. Pernyataan ini disampaikan Yaqut menyusul mundurnya dua stafsus Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni Adamas Belva Syah Devara dan Andi Taufan Garuda.

"Bubarkan saja stafsus milenial ini. Tidak berfaedah," kata pria yang kerap disapa Gus Yaqut ini melalui pesan singkat, Jumat (24/4).

Baca Juga

Gus Yaqut kembali mempertanyakan urgensi dan manfaat keberadaan stafsus milenial Jokowi. Menurut dia, keberadaan mereka tidak diperlukan. Sebab, dalam urusan pemerintah, Jokowi sudah memiliki menteri-menteri yang dinilai memiliki kecakapan.

Keberadaan stafsus ini menurut Yaqut justru merepotkan. "Presiden sudah memiliki pembantu-pembantu hebat dan mengerti bagaimana cara menjalankan pemerintahan. Tidak perlu anak-anak ini yang justru malah merepotkan," kata

Terlebih, dua stafsus yang baru mengundurkan diri menuai kecaman publik. Pertama, Andi Taufan Garuda mengirim surat ke camat-camat dengan kop Sekretariat Negara agar para camat mendukung upaya perusahaannya, PT Amartha dalam partisipasi menangani Covid-19.

Kedua, Belva dinilai publik berkonflik kepentingan sebagai CEO Ruangguru dan Stafsus. Publik mempertanyakan alasan dipilihnya Ruangguru sebagai mitra program Prakerja Jokowi. Sekarang keduanya mengundurkan diri.

"Kalau diharapkan bisa membantu Presiden karena kemilenialannya, biarkan mereka membantu melalui dunia yg mereka tekuni sebelum menjadi stafsus. Pasti lebih bermakna," tegasnya.

Sebelumnya, Staf Khusus Presiden Andi Taufan Garuda Putra resmi mengundurkan diri dari jabatannya. Pengunduran diri tersebut ia sampaikan dalam bentuk surat kepada Presiden Jokowi pada 17 April lalu dan telah disetujui oleh Presiden.

"Perkenankan saya untuk menyampaikan informasi pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden RI yang telah saya ajukan melalui surat pada 17 April 2020 dan kemudian disetujui oleh Bapak Presiden," tulis Andi dalam surat tersebut, Jumat (24/4).

Andi menyebut pengunduran dirinya ini dilakukan agar dapat mengabdi secara penuh pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya di bidang usaha mikro dan kecil. "Saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Bapak Presiden atas kepercayaan, pelajaran dan nilai-nilai yang diberikan selama perjalanan saya sebagai Staf Khusus Presiden," tambahnya.

Selama menjabat sebagai Stafsus Presiden, Andi menilai sosok Jokowi merupakan pemimpin yang teladan dan bekerja keras secara tulus untuk masyarakat. Andi juga mengaku, dalam menjalankan tugasnya masih banyak kekurangan yang dapat dijadikan sebagai pelajaran dan pengalaman. "Untuk itu, saya sekali lagi mohon maaf dan akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi lebih baik," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement