REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebanyak 6.800 ton bawang bombai yang diimpor dari berbagai negara sudah masuk ke Indonesia secara bertahap. Keterangan ini disampaikan Kepala Satgas Pangan Polri Brigjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga.
Jumlah tersebut termasuk 700 ton bawang bombai yang masuk Indonesia pada awal April lalu. "Sudah tambah lagi (bawang bombai impor) yang masuk dari berbagai negara. Totalnya 6.800 ton," kata Brigjen Daniel saat dihubungi Antara di Jakarta, Kamis (16/4).
Pasokan bawang bombai impor ini kemudian didistribusikan ke seluruh Indonesia, terutama ke Pulau Jawa dan Sumatera, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Daniel berharap masuknya bawang bombai impor dalam jumlah besar ini bisa mengembalikan harga bawang bombai ke harga semula sebelum pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia.
"Tujuannya mengembalikan harga," katanya.
Satgas Pangan Polri pun terus memantau dan mengawal distribusi bahan pokok. Pantauan dilakukan termasuk pada bawang bombai hingga ke pasar dan tangan konsumen untuk menjamin ketersediaan pangan. Pemantauan ini untuk memastikan tidak ada kekurangan pasokan.
Terlebih Kapolri Jenderal Pol Idham Azis telah menerbitkan Surat Telegram Kapolri tentang instruksi kepada jajarannya agar menjamin distribusi bahan pokok dan kebutuhan masyarakat lainnya. Sejak Maret 2020, harga bawang bombai melonjak naik 8 - 10 kali lipat dari harga normal. Di ritel modern, harga bawang bombai sempat menyentuh Rp 170 ribu per kilogram.
Kemudian di pekan pertama April harga bombai turun menjadi Rp 80 ribu - Rp 100 ribu per kilogram. Pekan ini, harga bawang bombai turun lagi di kisaran Rp 40 ribu - Rp 80 ribu per kilogram.