REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Rusdy Nurdiansyah
Siapa dan di mana orang-orang yang terlibat dengan penderita positif corona sangat penting diketahui. Informasi tersebut bisa membantu pemerintah meredam penyebaran corona hingga tidak menjadi wabah meluas.
Hari ini setelah mengumumkan adanya dua pasien positif corona di Indonesia, sejumlah langkah diambil. Salah satunya menelusuri jejak pasien tersebut sebelum dia dimasukkan ke RSPI Sulianti Saroso di Jakarta Utara.
Camat Mampang Prapatan, Djaharuddin, bersama Lurah Bangka, Nofi Ernita, mendatangi Kafe Amigos yang disebut sebagai tempat dansa warga negara Jepang dengan warga negara Indonesia yang positif Covid-19. Camat dan Lurah bersama unsur muspika, Polri dan TNI tiba di Amigos Klub di Jalan Kemang Selatan, Jakarta Selatan, Senin sore pukul 16.20 WIB.
Kedatangan jajaran muspika langsung ditemui oleh Manager Regional Amigos bernama Agus dan bagian publikasi media Amigos. Camat dan lurah beserta polisi menanyakan tentang acara apa saja yang dilaksanakan di klub tersebut.
Agus menjelaskan bahwa Amigos dan Paloma adalah dua klub yang berbeda. Agus mengklarifikasi dalam rilis yang mengatakan klub yang didatangi pasien positif corona Paloma dan Amigos.
"Jadi kalau disebut Paloma dan Amigos, jelas itu beda, Amigos ya Amigos. Paloma beda lagi," kata Agus.
Agus juga mengklarifikasi pada 14 Februari tidak mengadakan acara besar. Hanya acara reguler rutin setiap Jumat, yakni Latin Night atau acara dansa salsa. "Kalau di berita itu disebut acara besar, padahal malam itu kita cuma ada acara reguler biasa Latin Night," kata Agus.
Agus juga mengonfirmasi bahwa Amigos ada di dua lokasi. Yakni Amigos di Mal Belagio, Kuningan dan Amigos Kemang.
Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan saat ini dua WNI yang positif Covid-19 dalam kondisi baik. Keduanya tidak mengalami demam dan sesak.
"Saya sudah lihat dan mengecek, semuanya pasien dalam kondisi baik. Tidak ada demam, tidak ada sesak, tidak ada apa-apa. Mereka makan dan komunikasi juga baik," kata Menkes Terawan. Terawan menuturkan saat ini dua pasien hanya mengalami sedikit batuk dan dirawat di ruang isolasi di gedung yang berbeda di kawasan rumah sakit itu.
Kasus dua WNI positif corona ini merupakan yang pertama terungkap terjadi di Indonesia sejak Covid-19 itu mewabah dari Wuhan, Provinsi Hubei, China, ke banyak negara di dunia.
"Ada di ruang isolasi. Terpisah sendiri gedungnya di ruang isolasi RS Sulianti Saroso yang sudah memenuhi standar rumah sakit rujukan nasional untuk penyakit infeksi," tuturnya.
Petugas Dinas Kesehatan melakukan sterilisasi dan evakuasi tukang kebun rumah yang penghuninya terjangkit Virus Corona di Depok, Jawa Barat, Senin (2/3/2020).
Terawan menerangkan lagi, ada dugaan pasien tertular corona karena berdansa di sebuah klub. Karena itu dilakukan pengecekan di Klub Paloma dan Amigos.
"Jadi kenanya (Covid-19) karena dia guru dansa dan berdansa dengan teman dekatnya (warga negara Jepang)," kata Menkes Terawan.
Dua warga negara Indonesia yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 tinggal di Depok, Jawa Barat. Dua warga yang dinyatakan positif terserang Covid-19 tersebut merupakan wanita dengan ibunya yang berturut-turut berusia 31 dan 64 tahun.
Menteri Terawan menjelaskan WNI yang positif Covid-19 itu tertular saat melakukan kontak dengan satu warga negara Jepang yang melakukan perjalanan ke Indonesia. Warga negara Jepang itu terdeteksi positif Covid-19 saat mendarat di Malaysia.
"Ada WN Jepang yang tinggal di Malaysia, melakukan perjalanan ke Indonesia, kembali ke Malaysia setelah beberapa hari sakit, maka dicek di sana, kena (terdeteksi) monitor, dikatakan Covid-19 positif. Pemerintah Malaysia menghubungi kita. Kita lakukan tracking (pelacakan), melakukan close contact (kontak dekat) dengan pasien ini, kita tindak lanjuti. Sistem di sini berjalan," ujar Terawan.
Dua orang WNI yang positif Covid-19 itu tinggal bersama dengan dua anggota keluarga mereka di Depok.
Namun, dua anggota keluarga lain ini hingga saat ini tidak menunjukkan gejala terinfeksi Covid-19, seperti batuk dan demam. Mereka diminta ke RSPI untuk mengecek kesehatan mereka sebagai langkah antisipatif dalam menghindari penularan Covid-19.
Kronologisnya, pada 14 Februari 2020, WNI yang merupakan guru dansa itu berdansa dengan warga negara Jepang. Pada 16 Februari 2020. Dia merasa sakit dan menderita batuk-batuk sehingga rawat jalan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok.
Kemudian, dia pulang, namun masih merasa tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya. Lalu pada 26 Februari 2020, dia meminta untuk dirawat saja karena batuknya tidak menghilang.
Dia juga merasa sesak dan agak demam sedikit. Dia akhirnya dirawat di rumah sakit itu.
Pihak rumah sakit sudah mengindikasikan dia sebagai orang dalam pengawasan atau pasien dalam pemantauan sehingga penanganan pasien ini khusus dengan mengutamakan prosedur untuk antisipasi penyakit infeksi.
Selanjutnya, pada 28 Februari 2020, WNI yang positif terinfeksi Covid-19 itu menerima telepon dari teman dansanya yang merupakan warga negara Jepang. Dalam percakapan di telepon itu, WNI itu diberitahukan bahwa teman dansanya asal Jepang itu menderita positif Covid-19.
"Pada tanggal 28 Februari 2020, dia (WNI) di telepon teman dekatnya itu, bahwa di Malaysia dia dirawat dengan Covid-19 positif," ujar Terawan.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto memberikan keterangan kepada wartawan usai menjau pasien yang diduga terjangkit virus Corona di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta, Senin (2/3).
Setelah mendapatkan informasi dari orang Jepang itu, WNI itu memberitahukan kepada tenaga medis yakni dokter dan perawat yang merawatnya di rumah sakit di Depok itu.
"(Di Depok) dia (WNI) sudah dirawat sebagai orang dalam pengawasan. Dia menjadi pasien dalam pemantauan sehingga teman-teman dokter yang ada di rumah sakit itu dia sudah menyiapkan diri dengan segala peralatan begitu dianggap pasien itu sebagai pasien dalam pemantauan," ujar Menkes Terawan.
Pada 29 Februari 2020, akhirnya dilakukan pemindahan WNI itu ke RSPI Sulianti Saroso, dan tiba di RSPI Sulianti Saroso pada 1 Maret 2020.
Terawan menduga, warga Jepang itu sebelumnya telah terinfeksi virus corona terlebih dahulu. Namun, saat pemeriksaan di bandara Soekarno Hatta, warga Jepang tersebut lolos dari deteksi pemeriksaan.
Ia berpendapat, warga Jepang itu sempat meminum obat penurun panas sehingga ketika tiba di Indonesia tak terdeteksi saat diperiksa menggunakan alat pendeteksi suhu tubuh.
"Ya kalau dia pas masuk kebetulan tidak panas, ya dengan ilmu apapun tidak bisa. Atau dia minum obat, tidak bisa," jelas Terawan.
Tempat tinggal kedua WNI yang positif corona juga disambangi pemda setempat tadi siang. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Kota Depok, Sidik Mulyono mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok tidak menggeluarkan surat edaran untuk melakukan isolasi Perum Studio Alam Indah, A.2/9, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.
"Kami mengimbau warga perumahan agar untuk sementara tidak melakukan aktivitas keluar dan masuk kompleks perumahan selama 14 hari, terhitung mulai hari ini, Senin (2/3)," ujar Sidik di Balai Kota Depok.
Menurut Sidik, penentuan 14 hari itu sesuai dengan arahan Pemerintah Pusat. "Selain memang masa inkubasi virus selama 14 hari. Dinkes Kota Depok juga akan segera melakulan tes disinfektan," terangnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Novarita menungkapkan, pihaknya sudah mendatangi rumah dua korban terpapar virus corona dan juga mengamankan seorang pembantu di rumah tersebut. "Pembantu rumah sudah dibawa ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta Utara untuk diperiksa lebih jauh, apakah terindikasi virus corona atau tidak," ungkapnya.
Novarita menambahkan, sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melakukan penjagaan di kompleks perumahan tersebut. "Informasi yang kami peroleh, ada lima warga di kompleks perumahan tersebut yang malakukan kontak langsung dengan dua korban positif terpapar virus corona saat sedang sakit. Kami sudah lakukan pemeriksaan kesehatan lima warga tersebut dan segera melakukan tes disinfektan," jelasnya.
Kapolrestro Depok, Kombes Azis Andriansyah menegaskan, sudah berkoordinasi dengan Pemkot Depok untuk melakukan pengamanan kompleks perumahan tersebut. "Kami sudah pasang garis polisi dan juga menempatkan beberapa petugas kepolisian dan melakukan patroli," tegasnya.
infografis virus corona