Ahad 01 Mar 2020 20:56 WIB

Alasan RK Izinkan ABK Diamond Princess Mendarat di Kertajati

Bandara Kertajati menjadi lokasi pendaratan WNI ABK Diamond Princess

Rep: Arie Lukihardiantie/ Red: Christiyaningsih
Menko PMK Muhadjir Effendy (keempat kiri) didampingi Kepala BNPB Doni Monardo (tengah) meninjau Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Ahad (1/3/2020). Bandara Kertajati menjadi lokasi pendaratan WNI ABK Diamond Princess.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Menko PMK Muhadjir Effendy (keempat kiri) didampingi Kepala BNPB Doni Monardo (tengah) meninjau Bandara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Ahad (1/3/2020). Bandara Kertajati menjadi lokasi pendaratan WNI ABK Diamond Princess.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka akan menjadi lokasi pendaratan 68 Warga Negara Indonesia (WNI) yang merupakan ABK Diamond Princess. Menurut Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, setelah mendarat di BIJB Kertajati 68 WNI tersebut akan diberangkatkan dengan kapal dari Indramayu ke Pulau Sebaru, Kepulauan Seribu.

"Kertajati jadi tempat transit dari Diamond Princess. Warga Indonesia yang akan diobservasi selama 28 hari. Itu rutenya lewat Kertajati. Saya izinkan, tidak ada masalah, (karena) sesama NKRI," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Ahad (1/3).

Baca Juga

Emil mengatakan proses penerbangan ke-68 WNI dari Yokohama, Jepang ke BIJB Kertajati menjadi wewenang Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Demikian halnya dengan observasi.

"Jadi Kertajati hanya mendaratnya saja. Setelah itu langsung ke Pulau Sebaru. Mendarat, naik bus, naik kapal, kemudian di sana difasilitasi untuk observasi selama 28 hari," katanya.

Emil pun dijadwalkan akan menyambut kedatangan 68 ABK Diamond Princess di Kertajati. Selain itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar sudah berkoordinasi dengan semua pihak, mulai dari TNI, POLRI, Kemenkes RI, Dinkes Kabupaten Majalengka dan Indramayu. 

Ke-68 ABK Diamond Princess asal Indonesia dijadwalkan mendarat di BIJB Kertajati pada pukul 24.00 WIB. Setelah itu, mereka akan dievakuasi ke KRI Suharso di Pelabuhan Indramayu. Kemudian mereka menuju Pulau Subaru untuk menjalani observasi selama 28 hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement