REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan Istana tak membeli pesawat kepresidenan baru berjenis Boeing 777-300 ER. Menurut dia, Istana hanya menyewa pesawat Garuda jenis itu untuk kunjungan kenegaraan ke Amerika.
"Jadi itu bukan pesawat kepresidenan tetapi memang Pak Presiden akan menghadiri Asean US Special Summit di Amerika sekaligus Pak Presiden akan kunjungan kenegaraan ke Amerika," ujar Pramono di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Jumat (28/2).
Pramono menjelaskan, pesawat Garuda tersebut disewa untuk kunjungan ini agar menghemat biaya perjalanan ke Amerika. Jika menggunakan pesawat kepresidenan, maka harus transit tiga kali dengan biaya yang cukup besar. Selain itu, pesawat sewaan ini juga memiliki kapasitas yang lebih besar.
"Berdasarkan pengalaman yang dulu, setiap transit harus mengisi bahan bakar dan dihitung biayanya akhirnya menjadi lebih mahal, dibandingkan dengan menggunakan pesawat yang selama ini digunakan sudah lebih mahal, capek kemudian, yang diangkut juga terbatas," jelas dia.
Karena itu, sebelumnya Presiden meminta agar membuat perbandingan biaya keberangkatan kunjungan kenegaraan ke Amerika. Presiden ingin biaya perjalanannya tersebut tak memakan anggaran yang besar.
Rencananya, Presiden akan melakukan kunjungan kenegaraan pada Maret minggu kedua nanti. Pramono mengatakan, sewa pesawat dengan kapasitas yang lebih besar ini hanya akan dilakukan untuk perjalanan jauh saja.
"Yang jauh-jauh aja. Tapi kalau perjalanan seperti ke Abu Dhabi yang selama ini termasuk ke Eropa kemarin masih pake BBJ," kata dia.
Untuk diketahui, selama ini Presiden Jokowi menggunakan pesawat kepresidenan jenis Boeing Business Jet (BBJ) 2 dengan tipe 737-800. Pesawat tersebut baru digunakan sebagai pesawat kepresidenan mulai 2014 saat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.