Sabtu 04 Jan 2020 03:06 WIB

Buang Sampah Sembarangan Indikasi Daya Nalar Rendah

Pemerhati pendidikan menyebut buang sampah sembarangan menunjukkan daya nalar rendah

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi aktivis pencinta lingkungan membersihkan sampah saat peringatan hari pembersihan dunia (World Clean up Day). Pemerhati pendidikan menyebut buang sampah sembarangan menunjukkan daya nalar rendah.
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Ilustrasi aktivis pencinta lingkungan membersihkan sampah saat peringatan hari pembersihan dunia (World Clean up Day). Pemerhati pendidikan menyebut buang sampah sembarangan menunjukkan daya nalar rendah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati pendidikan dari Center for Education Regulations & Development Analysis (CERDAS) Indra Charismiadji mengatakan perilaku buang sampah sembarangan yang kemudian menyebabkan banjir merupakan indikasi masyarakat tidak memiliki daya nalar tinggi. Jika berdasarkan taksonomi pendidikan Bloom, maka hanya sampa pada tingkat dua yakni baru sekadar memahami.

"Masyarakat yang memiliki kebiasaan sampah sembarangan menunjukkan bahwa daya nalarnya rendah," ujar Indra di Jakarta, Jumat (3/1).

Baca Juga

Indra memberi contoh jika ditanya di mana membuang sampah, maka jawabannya adalah tong sampah. "Belum sampai pada tingkat berikutnya, tingkat penerapan yakni tingkat ketiga," lanjut dia.

Tingkatan tertinggi dari kemampuan daya nalar tingkat tinggi adalah menciptakan. Namun yang terjadi saat ini masyarakat hanya memahaminya sebatas teori.

Indra menyarankan agar pemerintah tidak perlu banyak berteori, melainkan harus memperbaiki literasi masyarakat terlebih dahulu. "Selama itu tidak tercapai, jangan harap punya daya nalar tinggi," tambahnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan faktor terjadinya banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek dan sekitarnya karena kerusakan ekosistem dan ekologi. Kerusakan juga diperparah oleh kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

Banjir akibat tingginya curah hujan terjadi di sejumlah wilayah. Banjir tersebut tidak hanya menyebabkan kerusakan, tetapi juga korban nyawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement