REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman menilai, penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) langsung telah memberikan hasil positif dan progresif terhadap peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia. Pendapatnya menanggapi usulan pemilihan presiden dikembalikan ke Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) RI.
"Sampai dengan titik saat ini bahkan ketika kecenderungan praktik demokrasi di banyak negara itu cenderung menurun. Indonesia malah tidak menurun. Indonesia malah menunjukan hasil yang progresif, hasil yang positif, itu kan sebenarnya kita berhasil menyelenggarakan itu," ujar Arief usai rapat kerja dengan KPU Provinsi Jawa Tengah, Jumat (29/11).
Arief enggan mengomentari lebih jauh soal wacana sistem pemilihan presiden dan wakil presiden oleh MPR. Sebab, pemilihan sistem pemilu bukan kewenangan KPU, melainkan kewenangan pembuat undang-undang (UU) yakni DPR dan pemerintah.
KPU merupakan lembaga pelaksana UU yang siap menyelenggarakan pemilihan dengan sistem apapun sistemnya baik langsung atau tidak langsung (melalui MPR). Menurut Arief, KPU hanya bisa menjelaskan cara melaksanakan pemilu langsung atau pemilu tidak langsung itu.
Namun demikian, bagi dia, keberhasilan pemilu langsung di Indonesia justru menjadi contoh bagi negara lain. Arief mengatakan banyak negara yang justru belajar demokrasi di Tanah Air karena Indonesia berhasil menyelenggarakan pemilu langsung dengan hasil yang positif.
"Baik atau tidak baik, biar orang lain yang melihat, tapi praktik penyelenggaraannya itu (pemilu langsung) baik, sehingga menjadi tempat belajar bagi banyak pihak," kata dia.
Meskipun demikian, kata Arief, KPU masih siap menyelenggarakan pemilu secara langsung. "KPU tidak berandai-andai, KPU sampai hari ini siap menyelenggarakan pemilu secara langsung," tutur dia menambahkan.