Jumat 15 Nov 2019 00:30 WIB

BMKG Belum Akhiri Peringatan Dini Tsunami Gempa Maluku Utara

Sekitar satu jam setelah gempa BMKG belum mengakhiri peringatan tsunami.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Gempa juga pernah menerjang Desa Tomara, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Senin (15/7) lalu. Gempa kembali melanda Maluku Utara, kini di wilayah barat laut Jailolo. Menurut BMKG gempa berpotensi tsunami.
Foto: Antara/Ona
Gempa juga pernah menerjang Desa Tomara, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Senin (15/7) lalu. Gempa kembali melanda Maluku Utara, kini di wilayah barat laut Jailolo. Menurut BMKG gempa berpotensi tsunami.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa berkekuatan 7,1 skala Richter mengguncang Maluku Utara pada pukul 23.17 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini tsunami. Hingga berita ini diturunkan, sekitar satu jam setelah gempa, BMKG belum mengakhiri peringatan tsunami.

Kabid Diseminasi Iklim & Kualitas Udara BMKG Hary Djatmiko mengatakan hasil evaluasi monitoring gempa, kejadian ini berpotensi terjadi tsunami. Ia meminta wilayah Minahasa Utara dan Minahasa bahian selaran waspada.

Baca Juga

"Waktu tiba gelombang dapat berbeda. Gelombang yang pertama bisa saja bukan yang terbesar," ujarnya seperti dalam siaran pers, yang diterima Republika.co.id, Jumat (15/11).

Sebelumnya BMKG merilis gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 kemudian BMKN merivisi kekuatan gempa menjad 7,1 SR. Hary Djatmiko mengatakan, gempa memiliki kedalaman 10 kilometer (km). Titik gempa berada 134 km Barat Laut Jailolo-Malut.

Harry menambahkan, daerah yang berpotensi tsunami berdasarkan pemodelan yaitu di Kota/ Kabupaten (Provinsi) Halmahera Maluku Utara dengan status waspada, kemudian Kota Bitung Sulawesi Utara dengan status waspada. Kemudian di Kota Ternate Maluku Utara dengan status waspada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement