REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR, – Gubernur Bali Wayan Koster menginstruksikan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali untuk menjaga inflasi tetap rendah menjelang Hari Raya Galungan dan Kuningan serta libur akhir tahun. Hal ini disampaikan dalam pertemuan tingkat tinggi TPID di Denpasar pada Jumat.
Wayan Koster menekankan pentingnya stabilitas pasokan dan distribusi kebutuhan pokok agar inflasi tetap terkendali dan daya beli masyarakat terjaga. Pada Oktober 2025, inflasi Bali tercatat sebesar 2,61 persen secara tahunan dan 0,16 persen secara bulanan, dengan inflasi tertinggi di Kota Denpasar yang mencapai 3,29 persen.
Gubernur Koster menggarisbawahi bahwa peningkatan harga komoditas pangan strategis dan meningkatnya permintaan jelang hari raya serta akhir tahun memerlukan respons cepat. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, Bulog, dan pelaku usaha menjadi sangat penting.
Upaya Pengendalian Inflasi
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menjelaskan bahwa inflasi sebesar 0,16 persen pada Oktober 2025 menunjukkan kondisi yang terjaga. Beberapa komoditas penyumbang inflasi bulanan di antaranya adalah cabai merah, sawi hijau, dan daging ayam ras.
Menjelang hari raya, komoditas seperti canang sari dan cabai merah diprediksi mengalami kenaikan harga. Tantangan lain termasuk tingginya permintaan wisatawan, ketidakpastian cuaca, serta potensi gangguan distribusi akibat gelombang tinggi.
Erwin merekomendasikan strategi 4K yang mencakup Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. Ini termasuk modernisasi pertanian dan kerja sama dengan Bulog untuk operasi pasar murah.
Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk yang hadir dalam pertemuan ini menekankan pentingnya pelaporan rutin TPID dan percepatan realisasi APBD untuk menjaga penggerak ekonomi tetap stabil.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.